SLEMAN - Status
Gunung Merapi masih Normal Aktif meski warga sempat mendengar suara gemuruh dan
dihujani abu vulkanik. Abu dan suara gemuruh itu sempat membuat warga yang
tinggal di lereng Merapi panik dan mengungsi. Setelah dipastikan status Normal
Aktif, para pengungsi berangsur kembali ke rumah. Kepala Seksi Gunung Merapi,
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Sri Sumarti,
menyampaikan, terjadi gempa vulkanik dangkal di Gunung Merapi selama sekira 34
menit subuh tadi. "Setelah ada gempa vulkanik dangkal disusul semburan
material vulkanik. Sehingga abu yang paling ringan terbawa angin hingga
menyebar," jelasnya, Senin (22/7/2013).
Gunung
Merapi, lanjut dia, masih aktif sehingga aktivitas mengeluarkan isi perutnya
dianggap wajar. Ia meminta warga tetap tenang dan tidak terpancing isu menyesatkan.
Kusbiantoro, warga Turi, Sleman, mengaku tidak mendengar suara gemuruh dari
Gunung Merapi. Namun, rumahnya yang berjarak sekira 10 kilometer dari puncak
terkena dampaknya, yakni dihujani abu. "Genting rumah, daun-daun, kaca
rumah, dan kaca mobil diselimuti abu tapi tipis," ucapnya. Dia mengaku
melihat asap di atas Gunung Merapi, namun tidak panik. Sementara itu, informasi
di lokasi lain, puluhan warga Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten
Sleman, yang lokasinya tak jauh dari puncak Merapi berangsur-angsur kembali ke
rumahnya. Sebelumnya mereka sempat mengungsi. Begitu juga dengan warga
Boyolali, Klaten, serta Magelang, yang sempat keluar rumah. Namun setelah
mendapatkan informasi Merapai aman, berangsur-angsur mereka kembali ke rumah
melakukan aktivitas. Suara gemuruh
selama tujuh sampai delapan menit didengar warga hingga radius delapan
kilometer dari puncak sekira pukul 04.10 WIB hingga 4.22 WIB. Rekamanan CCTV di
Deles dan Kaliworo menunjukkan hujan abu mengarah ke selatan.