Warisan kesenian tradisional Sunda terdiri beberapa bentuk, baik berupa permainan, tarian, lagu, hingga alat musik. Untuk mempertajam khasanah pengetahuan kita terhadap kebudayaan Sunda, berikut beberapa warisan kesenian Sunda yang paling sering dimainkan atau diperkenalkan pada masyarakat luas:
1. Kuda Renggong
Kuda renggong merupakan pertunjukan rakyat Sunda yang banyak dipertontonkan di Kabupaten Sumedang, Kawarang, dan Majalengka. Pertunjukan ini umumnya dimainkan saat ada acara sunatan. Dimana, seorang anak laki-laki yang akan disunat didandani seperti seorang raja atau ksatria.
Ada pula yang mengenakan pakaian ala Abdi Dalem Baheula, memakai takwa, kain, selop, serta bando khusus. Anak laki-laki tersebut kemudian diminta menunggang kuda yang telah dirias dengan asesoris warna-warni. Dengan kuda tersebut, si anak akan diarak di lingkungan sekitar rumahnya bagai seorang raja.
2. Rampak Gendang
Rampak gendang adalah seni memukul gendang yang dilakukan secara bersama-sama. Penabuh gendang umumnya berjumlah lebih dari empat orang. Mereka tidak menabuh sesuka hati, melainkan mengikuti ketentuan-ketentuan khusus sehingga menghasilkan irama musik yang enak didengar. Rampak gendang biasa dimainkan pada acara-acara pesta atau ritual-ritual adat.
3. Angklung
Popularitas angklung sebagai alat musik tradisional Sunda telah sampai ke mancanegara. Alat musik ini pertama kali ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna, sekitar tahun 1930-an. Terbuat dari bahan yang sangat sederhana yakni bambu. Satu buah angklung menghasilkan satu notasi. Sehingga dibutuhkan banyak angklung untuk membentuk kesatuan solmisasi yang utuh.
4. Degung
Degung merupakan warisan kesenian tradisional sunda yang dimainkan sebagai pengiring sinden bernanyi. Pertunjukan degung melibatkan beberapa alat musik sekaligus mencakup Kempul, Kecapi, Bonang, Saron, Gendang, Goong, Suling, Rebab, dan sebagainya. Dulu, sebelum adanya orgen tunggal, pertunjukan degung selalu mengisi acara-acara pesta pernikahan.
5. Jaipong
Tari Jaipong sering dipentaskan hingga ke mancanegara. Banyak sekali penyuka tarian ini. Namun, sedikit yang dapat memainkannya. Sebab, untuk dapat menarikan tarian Jaipong dibutuhkan latihan yang tidak sebentar. Keselarasan goyang kepala, pinggul, kaki, tangan, dan leher harus benar supaya terlihat indah.
Sebagian orang menganggap tari Jaipong vulgar, dipertontonkan untuk menggoda kaum lelaki. Namun, sebagian lagi memandang tarian Jaipong sebagai hiburan rakyat. Jadi, tidak ada unsur negatif di baliknya.
Itulah beberapa warisan kesenian tradisional Sunda. Tentu saja, masih banyak lagi warisan-warisan budaya Sunda lainnya yang mesti kita ketahui dari sumber-sumber terpercaya. Semoga bermanfaat.