Financeroll - Laju IHSG Kamis (9/10) diprediksi berada pada rentang support 4.925-4.936 dan resisten 4.978-5.010. Indeks berpeluang membentuk pola separating lines kembali mendekati lower bollinger band (LBB).
Moving Average Convergence-Divergence (MACD) kembali melanjutkan pelemahannya dengan histogram negatif yang memanjang. Relative Strength Index (RSI), Stochastic, dan William’s %R kembali berbalik melemah. Laju IHSG berada di bawah kisaran target support (4.985-5.020).
Setelah target support kembali ditabrak, laju IHSG berpeluang kembali bergerak turun. Apalagi dengan masih belum adanya sentimen positif yang mampu membalikkan pasar. Dorongan IHSG pun untuk bergerak naik menjadi berkurang.
Sementara untuk sejumlah saham yang layak dipertimbangkan, antara lain: Saham PT Unilever Indonesia (UNVR) dalam kisaran Rp 30.400-31.000. Inverted hammer di atas LBB. Volume jual lebih rendah dari sebelumnya yang didukung rendahnya Relative Strength Index (RSI). Buy on weakness jika berada di bawah Rp 3.0475. Saham PT Adaro Energy (ADRO) dalam kisaran Rp 1.100-1.190. Piercing line mencoba dekati middle Bollinger band (MBB). Stochastic mulai berbalik naik diikuti peningkatan Moving Average Convergence-Divergence (MACD).
Berikutnya saham PT Lautan Luas (LTLS) dalam kisaran Rp 1.225-1.390. Three white soldier dekati upper Bollinger band (UBB). Relative Strength Index (RSI) masih bergerak naik namun, william’s %R mulai turun. Trading sell jika Rp 1.300 gagal bertahan. Saham PT Bank Central Asia (BBCA) dalam kisaran Rp 12.200-12.750. Spinning mendekati Middle Bollinger Band (MBB). Stochastic berbalik arah dari area oversold diiringi peningkatan mass index. Maintained buy selama berada di atas Rp 12.450. Saham PT Modern Internasional (MDRN) dalam kisaran Rp 660-685. White marubozu di atas LBB. RoC berbalik naik diikuti kenaikan MFI. Trading buy selama berada di atas Rp 670.
Pada perdagangan Rabu (8/10) IHSG ditutup melemah 74,322 poin (1,477%) ke posisi 4.958,519. Intraday terlemah 4.958,519 dan tertinggi 5.032,841. Sekali lagi IHSG kembali mengalami pelemahan. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin itu sekiranya yang dapat kami gambarkan pada IHSG yang kembali merah. [geng]
Financeroll – Dolar Australia menguat setelah data jumlah pekerjaan mengalami penurunan, Kamis (9/10). AUDUSD diperdagangkan pada 0.8851, menguat sampai 0.08%, setelah data. USDJPY berada di level 108.12, naik 0.06% paska minutes dari The Fed.
Menurut rilis dari Australian Bureau of Statistics mengatakan tingkat pengangguran menguat 6,1% pada bulan September dengan jumlah orang-orang yang dipekerjakan turun 29,700 dan tingkat partisipasi 64,5%.
Di Jepang, pesanan mesin inti naik di bulan Agustus 4,7%, bisa menandai ada kebangkitan secara perekonomian di kuartal ketiga.
Financeroll – Dolar melanjutkan pelemahannya terhadap yen, Rabu (8/10) capai titik terendah lebih dari tiga minggu setelah sebelumnya sangat kuat dalam melaju.
USDJPY turun -0.19% pada 107.93, pair ini berkonsolidasi di level support 107.87 terendah dan dilevel resisten 108.16
Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda setelah di hari kemarin sempat mengatakan pelemahan yen tidak terlalu masalah bagi perekonomian Jepang, pernyataan tersebut ternya membuat nilai valsa Yen membaik. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mengatakan bahwa dirinya percaya melemahnya yen hanya bermasalah untuk usaha kecil di Jepang.
Dolar indeks turun -0.08%, terhadap mata uang yang lainnya ke level 85.7010 dibanding dari sebelumnya 85.9280.
Financeroll – Harga minyak mentah berjangka melanjutkan kemerosotan, Rabu (8/10) setelah patokan global berakhir pada tingkat terendah dalam dua tahun. Begitu juga setelah IMF memngkas proyeksi prospek pertumbuhan global tahun ini.
Di New York Mercantile Exchange, minyak manis mentah berjangka untuk pengiriman bulan November jatuh 1.49, atau 1,7% ditutup pada level $88.85. Minyak Brent di London ICE Futures exchange jatuh 68 sen atau 0,7%, di level $92.11 per barel.
NYMEX diformulasikan blendstock bensin untuk November jatuh 4.49 sen atau 1,9%, untuk $2.3683 per galon.
Minyak memperpanjang penurunan sebelumnya karena IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global 2014 ke 3,3% dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,4% dan diproyeksikan perluasan di tahun depan sebesar 3,8% dibandingkan sebuah perkiraan awal dari 4%.
Financeroll – Bursa perdagangan Nikkei Jepang terlihat turun, Rabu (2/10) di awal perdagangan. Meskipun begitu dari rekening keuangan Jepang terpantau mengalami kenaikan.
Indeks Nikkei Average dibuka turun 1.3% di level 15.574.60, indeks Topix utama Jepang turun 1.3% di level 1.273.59.
Surplus berada di level 287.1 miliar yen ($2,7 miliar), dari perkiraan para analis sebesar 198.0 miliar yen. Surplus di bulan Agustus naik 82.7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan dalam balanced income adalah 1,5 triliun yen, naik 20.6 persen dari tahun sebelumnya.
Financeroll – Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melanjutkan pergerakan negatif. Meskipun laju nilai tukar dolar cenderung melemah di pasar valuta asing (valas).
Pelemahan laju dolar dipicu masih adanya keraguan pada Gubernur The Fed, Janet Yellen, untuk menaikkan Fed rate di tengah tuntutan dan keinginan dari beberapa Kepala The Fed di Negara bagian untuk menaikkan Fed rate. Selain itu, pelaku pasar juga merespons negatifnya penurunan cadangan devisa sekira USD 600 juta menjadi USD 111,164 miliar dari sekira USD 111,2 miliar pada Agustus.
Di sisi lain, pelaku pasar masih cenderung wait & see dan masih adanya sentimen negatif diperkirakan akan menyulitkan laju Rupiah, dan berpeluang bergerak di kisaran Rp 12.224-Rp 12.200 per USD. [geng]
Financeroll – Pada akhir perdagangan valuta asing hari Senin, Dolar AS ditutup melemah ke level terendah lebih dari 12 bulan dan setelah dirilisnya data tenaga kerja AS yang menyakinkan The Fed untuk bisa kembali menaikan tingkat suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
Indeks Dollar yang melacak greenback terhadap 10 mata uang utama, melemah 0,9% di level 1,068.68 di New York setelah turun 1,1% di sesi sebelumnya dan penurunan terbesar sejak 18 September 2013.
Selama berlangsungnya perdagangan, EURUSD diperdagangkan menguat 0.31% di level 1.2551, GBPUSD diperdagangkan menguat 0.14% di level 1.5994, USDJPY diperdagangkan melemah 0.36% di level 109.39, dan USDCHF diperdagangkan melemah 0.07% di level 0.9664.
Greenback pun diperdagangkan melemah terhadap mitra dolar AS, dengan AUDUSD diperdagangkan menguat 0.52% di level 0.8721, USDCAD diperdagangkan melemah 0.36% di level 1.1209, dan NZDUSD menguat 0.09% di level 0.7770.
Sebelumnya, Dolar menguat terhadap rival setelah data pada hari Jumat menunjukkan bahwa ekonomi AS menambahkan 248.000 pekerjaan pada bulan September, jauh sebelum perkiraan untuk pertumbuhan pekerjaan 215.000. Tingkat pengangguran semakin berkurang menjadi 5.9%, tingkat terendah sejak Juli 2008.
Dolar telah rally dalam beberapa bulan terakhir, di tengah ekspektasi bahwa the Fed tumbuh lebih dekat dalam menaikkan suku bunga, sedangkan bank sentral di Eropa dan Jepang melihat kemungkinan untuk tetap berpegang pada kebijakan moneter yang lebih longgar. -DT-
Financeroll – Minyak mentah berjangka berakhir naik ke level tertinggi pada penutupan perdagangan hari Senin, setelah menagambil keuntungan setelah dolar sejenak melemah dan kelebihan stok pasokan minyak serta kurangnya permintaan minyak dari konsumen minyak dunia.
ICE November Brent berjangka ditutup naik 48 sen atau 0,5% di level $92,79 per barel. Minyak WTI di NYMEX untuk pengiriman November naik 60 sen atau 0,7% di level $90,34 per barel.
Para pelaku pasar pada pekan lalu sempat menyalahkan greenback yang menguat karena pada pasar komoditas telah membebani harga komoditas dan membuat harga komoditas menurun.
ISM atau Institute for Supply Management menyatakan bahwa PMI sektor Jasa di wilayah AS telah naik, yang disesuaikan secara musiman menjadi 58.6, dari 59.6 di bulan sebelumnya.
Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukan bahwa pertumbuhan lapangan pekerjaan di wilayah AS telah mengalami peningkatan menjadi 248.000, dari 142.000 di bulan sebelumnya dengan melampaui perkiraan ekonom.
Laporan terpisah lainnya yang turut melemahkan harga logam yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi memperlihatkan bahwa defisit neraca perdagangan AS telah mengalami penyempitan menjadi -40.1B, dari -40.5B di bulan sebelumnya.
Sementara itu, serangkaian laporan data ekonomi AS tersebut telah menegaskan kembali bahwa telah terjadi pemulihan ekonomi yang akan terus berlanjut di wilayah AS dengan menodorong terjadinya penguatan bagi dolar AS. -DT-