Karena tanpa kemampuan komunikasi suara, orang penjualan atau para sales tidak akan mudah menjangkau target mereka. Sama seperti ketika seorang karyawan yang harus menjawab setiap pertanyaan ketika melakukan interview kerja. Begitupula dengan para pemimpin yang harus menggunakan komunikasi suara ketika hendak melakukan koordinasi ataupun memberikan perintah.
Komunikasi interpersonal yang efektif jauh lebih baik dengan kata – kata yang diucapkan secara langsung. Dan ternyata ketepatan dalam komunikasi ini terletak pada keseimbangan antara kesadaran diri dengan kecerdasan emosional seseorang.
Kenapa Kesadaran diri?
Kesadaran diri adalah persepsi yang jelas tentang karakter dan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini membuat kita sadar terhadap hal – hal tertentu, perilaku kita dalam situasi yang berbeda, kekuatan, kelemahan dan kebiasaan yang kita miliki sepanjang hidup kita. Seseorang yang dikatakan sadar diri adalah ketika mereka mampu melihat di depan cermin dan mampu berkata jujur tentang bagaimana mereka baik secara internal dan juga mengenali mereka dari sudut pandang orang luar atau eksternal.
Dengan kemampuan mengenali karakteristik terntentu di dalam diri kita, kita dapat melatih diri menjadi orang yang lebih positif lagi dan bekerja dengan penuh semangat, serta mengubah situasi negatif yang ada. Dalam lingkungan sosial, seperti kegiatan networking, kita bisa dengan mudah menyesuaikan perilaku kita sendiri dengan orang – orang atau lingkungan sekitar kita.
Kenapa kecerdasan emosional?
Sehubungan dengan pengertian kesadaran diri, kecerdasan emosional adalah kemampuan kita untuk memonitor emosi diri kita sendiri dan juga orang lain. Dengan kemampuan mampu mengenali emosi tersebut, kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk membimbing pikiran dan perilaku kita. Dalam kegiatan komunikasi, kita bisa mengontrol emosi kita sendiri dan merasakan bagaimana orang lain benar – benar merasa nyaman, sebelum kita menanggapi pernyataan mereka.
Dan berikut ini adalah 6 langkah yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan keterampilan kita berkomunikasi dengan orang lain, terutama pelanggan:
1. Tentukan nilai dalam hubungan Anda
Sebelum berkomunikasi dengan orang lain, mulailah dengan melihat peran kita dalam perusahaan, bagaimana kita ingin diperlakukan dilingkungan rekan kerja kita, karyawan, baru klien kita. Kita harus tahu apa yang menjadi kekuatan diri kita. Kita juga harus tahu apa yang membuat kita bisa mempengaruhi orang lain setelah itu. Apa nilai – nilai karakter yang ada pada diri kita ketika orang lain melihatnya? Jauh dari itu, bahkan kita juga harus mulai memikirkan, ingin diingat dan dikenang sebagai apa kita setelah kita pensiun, keluar dari perusahaan itu atau bahkan meninggal dunia. Kekuatan itulah yang akan membantu kita menjalin hubungan baik dengan orang lain.
2. Menyelaraskan
Selain menentukan nilai dalam diri sendiri, kita juga harus mampu menyelaraskan nilai tersebut dengan perilaku kita saat ini. Dan bagaimana kita memperlakukan orang – orang di sekitar. Orang akan lebih mudah merasa sadar diri sebagai lawan kesadaran diri mereka, ketika mereka bertindak dengan cara yang tidak sejajar dengan nilai – nilai dalam diri mereka. Sebagai aturan praktisnya, jika kita memperlakukan semua orang dengan cara yang sama dengan yang kita harapkan dari orang lain, maka kita tidak perlu khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang diri kita.
3. Menentukan tujuan
Yang tidak kalah pentingnya adalah tujuan yang jelas harus kita bangun sejak awal sebelum memasuki percakapan. Tahu apa yang Anda harapkan dari interaksi dan biarkan orang lain mengetahui itu. Jika mereka tahu apa niat kita, mereka tidak akan terkejut dengan pertanyaan dan pernyataan yang nantinya kita berikan.
4. Memahami emosi diri sendiri
Luangkan waktu utnuk mengenali bagaimana diri kita dalam sebuah situasi tertentu. Kita sering mencoba untuk menghilangkan dan menyangkal perasaan marah, cemburu, dan tidak sabaran ketika mereka muncul. Tapi emosi yang muncul tentu karena sebuah alasan. Sangat penting bagi kita untuk menggunakan beberap menit waktu untuk mencatat apa saja itu. Semakin baik kita dalam memahami emosi diri, semakin baik kita membaca emosi orang lain.
5. Berempati dengan orang lain
Kecerdasan emosional bukan tentang kemampuan membaca pikiran orang lain. Ini adalah kemampuan untuk berempati dan menempatkan diri dalam kondisi atau situasi orang lain, dan merasakan bagaimana mereka harus merasakan hal tersebut. Luangkan waktu untuk menginternalisasi hal – hal yang terjadi di sekitar kita. Mengenali bagaimana mereka membuat kita merasa dan melihat bagaimana mereka bereaksi.
6. Mengontrol emosi kita
Yang terakhir adalah mengontrol emosi kita sendiri. Meskipun sebagai manusia niat baik kita selalu ingin dilaksanakan, tapi emosi bisa membuat semuanya menjadi tidak sesuai yang diharapkan. Namun, kembali lagi tujuan kita adalah bukan untuk menghilangkan perasaan itu, tapi justru memantau dan mengendalikan mereka pada saat – saat tertentu. Ketika kita mampu melakukan hal ini, kita dapat memastikan bahwa perilaku kita sejalan dengan nilai – nilai yang ada. Dan mendukung tujuan untuk kita capai. Setiap interaksi tunggal yang kita miliki adalah mampu berlatih mengenali dan mengatur emosi diri. Seiring waktu emosi itu tidak akan lagi menentukan bagaimana kita bereaksi, melainkan digunakan untuk mendukung apa yang akan kita katakan nantinya.
Nah, tidak mudah memang untuk bisa berkomunikasi dan menyampaikan maksud kepada orang lain. Berlatih dan mengoreksi diri harus selalu dilakukan. Karena tidak jarang, apa yang kita katakan bukannya memberikan arti yang sesungguhnya, justru memberikan arti yang berbeda. Untuk itu sebelum kita berkomunikasi dengan orang lain dan memahami mereka, kita harus bisa memahami diri kita sendiri.