Kini, 13 tahun setelahnya, sang produser Mira Lesmana bersiap melanjutkan romansa mereka. Mira sempat memberi kode dengan mengunggah poster legendaris AADC ke Instagram-nya, beberapa waktu lalu. Ada angka dua di sana.
Sekuel AADC pun menjadi pertanyaan. Dan Mira akhirnya memberi kepastian menggembirakan.
“Skenario sudah selesai dong, yang menulis saya sendiri dan Prima Rusdi, sama dengan AADC dahulu,” kata Mira Lesmana ketika ditemui dalam acara diskusi perlindungan hak intelektual di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/5).
Kemungkinan besar Mira masih akan menggandeng dua tokoh yang dianggap sebagai pasangan sepanjang masa: Nicho dan Dian. “Insya Allah,” ujar Mira menjawab pertanyaan soal pemain.
Sayang, produser Pendekar Tongkat Emas itu enggan membocorkan lebih lanjut soal sekuel AADC. Mira hanya memastikan film itu bakal dirilis segera, tapi tak ada tanggal tertentu.
Diakui Mira, melanjutkan kisah Romeo dan Juliet ala Indonesia perlu berhati-hati. Banyak yang meminta dan menawarkan, namun ia tak ingin terjebak kesuksesan asmara Cinta dan Rangga yang pada masanya mencapai box office.
“Saya menunggu ada waktu cukup untuk Cinta dan Rangga memiliki kisah yang berbeda, bukan sekadar kisah romansa selepas SMA,” kata Mira.
Tak dipungkiri, AADC adalah film sukses yang melegenda. Film itu ditonton sampai 2,7 juta penonton pada masanya. Sampai sekarang, penggemarnya masih antusias menanti kelanjutan kisah Cinta dan Rangga yang terpisah dengan sebait puisi tentang keperempuanan di bandara.
Kesuksesan AADC berimbas pada popularitas para pemainnya. Nicho dan Dian mendadak menjadi ikon anak muda. Kualitas akting mereka pun diagungkan. AADC pun membuahkan Piala Citra.
Namun kini, Cinta dan Rangga sudah menjadi pribadi yang dewasa. Dian bahkan sudah menjadi ibu beranak dua. Beberapa pemain lain pun tak lagi bertubuh remaja. Mungkinkah Mira meminta para pemainnya untuk menurunkan berat badan?
“Kalau sebuah film isinya pemain yang cantik atau rupawan, itu bukan film. Memang ingin buat apa? Fashion show?” ujar Mira menjawab, yang kemudian disambung dengan tertawa.