Sebagai produk premium, laptop baru ini tidak akan dibanderol dengan harga terjangkau karena banyak mobile PC lainnya yang menjalankan Google Chrome OS namun tidak sekuat Google Pixel, bagaimanapun, HP berhasil mengimbangi produk andalan Google itu dari semua sisi, termasuk desain, performa, dan harga.
Ketika Samsung dan Acer memperkenalkan produk laptop yang menjalankan Chrome OS pada pertengahan tahun 2011 lalu, mereka menghadirkannya dalam banderol harga yang rendah serta kemampuan komputasi yang biasa saja. Pada saat itu, Chrome OS masih asing bagi kebanyakan orang, dan netbook relatif populer dan masuk akal untuk kebutuhan PC dengan harga yang rendah.
Dengan semakin berkembangnya Chrome OS, para pembuat laptop mulai menyematkan komponen dengan performa tinggi pada laptop buatannya, namun masih belum bisa menyasar segmen high-end. Dengan asalan itulah Google meluncurkan laptop Pixel pada tahun 2013 untuk menyasar segmen high-end.
Untungnya, produsen PC yang berbeda menawarkan berbagai sistem yang mencoba untuk meniru beberapa fitur Pixel. HP memutuskan untuk membangun pesaing tersendiri bagi Google Pixel. Meski produk tersebut tidak sama terjangkaunya, ia memiliki layar yang lebih baik daripada kebanyakan Chromebook dan sejumlah fitur canggih lainnya.
HP Chromebook 13 mengusung layar seluas 13.3″ berjenis IPS dengan resolusi 3200 × 1800 (qHD +). Layar laptop ini memiliki sudut pandang hingga 170 dan aspek rasio 16:9, yang baik untuk aplikasi multimedia dan video. Chromebook terbaru dari HP ini datang dengan chassis aluminium anodized, yang memiliki ketebalan 12,9 mm dan berat 1,29 kilogram (2,86 pon), yang membuatnya lebih tipis dan lebih ringan dari Apple MacBook Air 13″.
Meskipun resolusi layar sangat tinggi, namun laptop hanya mampu bekerja hingga 11,5 jam untuk sekali pengisian baterai Wh 45. Untuk membuat baterai lebih tahan lama, HP menggunakan Intel Skylake-Y system-on-chip untuk menyokong Chromebook 13. Berbagai versi dari sistem yang didukung oleh salah satu Pentium atau SoC Core M dengan dual core, Intel HD Graphics 515 (Gen9) core dengan 24 EUs (unit eksekusi) serta 6W atau 4.5W TDP.
Sistem tersebut kemungkinan akan jauh lebih cepat daripada Chromebook lainnya yang ditenagai prosesor Intel Atom, Celeron atau Pentium karena performa tinggi dari arsitektur CPU. Tergantung pada model dan harga, HP Chromebook 13 dapat dilengkapi dengan 4, 8 atau 16 GB RAM, dan penyimpanan solid-state yang tidak diketahui berapa kapasitasnya.
Sementara untuk konektivitas nirkabel, diduga Chromebook ini dilengkapi dengan 802.11ac Wi-Fi modul dengan Bluetooth 4.2, tetapi tidak dikonfirmasi oleh HP untuk sektor ini. HP juga mencatat bahwa perangkat ini memiliki keyboard backlit berukuran penuh serta speaker Band & Olufsen-tuned, yang merupakan hal yang baru untuk Chromebook.
Selain itu, laptop ini juga memiliki webcam, tiga mikrofon, sebuah port audio 3.5 mm, pembaca kartu SD, satu port USB Type-A serta dua port USB Type-C. Chromebook 13 menggunakan USB-C untuk pengisian dan karena itu kompatibel dengan berbagai charger pihak ketiga.
Agar Chromebook 13 semakin canggih, HP menawarkan Elite USB-C Docking Station-nya seharga $149, yang dapat ditancapkan ke port USB-C pada PC dan memungkinkan untuk menghubungkan dua HD display, Gigabit Ethernet serta beberapa perangakat dengan USB Type-A, seperti keyboard atau mouse.
Empat versi dari HP Chromebook 13 harus tersedia untuk pasar ritel AS dalam waktu dekat. Model yang paling murah menjalankan prosesor Intel Pentium 4405Y dan dilengkapi dengan 4 GB RAM akan dibanderol $499 (Rp6,5 juta), sedangkan top-of-the-range sistem mengusung Intel Core m7-6Y75 dan 16 GB RAM akan banderol $1.029 (Rp13,5 juta), yang bahkan lebih mahal dari Pixel Google.