PT BESTPROFIT FUTURES - TEMPO.CO, Semarang - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, membuat plastik ramah lingkungan. Bahannya, dari tongkol jagung dikombinasikan sukun, sebagai plastik biodegradable.
"Bahan yang bisa digunakan, kumpulan senyawa pada tanaman seperti pati, selulosa,” kata ketua tim peneliti, Novita Siti Lestari, Senin, 10 Juli 2017. - PT BESTPROFIT
Menurut dia, dalam tongkol jagung dan buah sukun, terdapat molekul karboksimetil selulosa. Sehingga berpotensi dibuat bahan aditif plastik. Meski dia mengakui, kini banyak dikembangkan plastik biodigredable memanfaatkan bahan terbarukan dari kitosan, udang, kepiting, dan pati singkong.
“Kelompok kami sengaja menggunakan pati sukun dan molekul karboksimetil tongkol jagung. Pertimbangannya, mudah mendapatkan bahan,” kata Novita. - BESTPROFIT
Prosesnya mudah. Dalam penelitiannya, Novita bersama Retno Wulansari, Putri Ade Riswanti, Ridla Setya Nur Armina dan Rio Agung Prabowo, mula-mula membuat tepung sari buah sukun. “Hasil endapan itu, dikeringkan dan diayak, dengan ukuran 100 mesh. Sedangkan sintesis dan isolasi di tongkol jagung sehingga diperoleh senyawa molekul karboksimetil”, katanya.
Dia melanjutkan, sari pati sukun dan molekul karboksimetil dipanaskan, diaduk dengan hot stirrer, agar larutan homogen. Lalu ditambah gliserol. Setelah itu, dioven sehingga diperoleh plastik yang diinginkan.
Meski begitu proses itu masih perlu serangkaian penelitian lanjutan. Hasil plastik yang diproduksi tidak terlalu bersih, karena tidak melalui bleaching pada pati sukun. Novita mengatakan bioplastik pati sukun dan tongkol jagung, sangat kuat dan mudah terdekomposisi, sehingga mudah diurai, dan ramah lingkungan. - BEST PROFIT
"Bahan yang bisa digunakan, kumpulan senyawa pada tanaman seperti pati, selulosa,” kata ketua tim peneliti, Novita Siti Lestari, Senin, 10 Juli 2017. - PT BESTPROFIT
Menurut dia, dalam tongkol jagung dan buah sukun, terdapat molekul karboksimetil selulosa. Sehingga berpotensi dibuat bahan aditif plastik. Meski dia mengakui, kini banyak dikembangkan plastik biodigredable memanfaatkan bahan terbarukan dari kitosan, udang, kepiting, dan pati singkong.
“Kelompok kami sengaja menggunakan pati sukun dan molekul karboksimetil tongkol jagung. Pertimbangannya, mudah mendapatkan bahan,” kata Novita. - BESTPROFIT
Prosesnya mudah. Dalam penelitiannya, Novita bersama Retno Wulansari, Putri Ade Riswanti, Ridla Setya Nur Armina dan Rio Agung Prabowo, mula-mula membuat tepung sari buah sukun. “Hasil endapan itu, dikeringkan dan diayak, dengan ukuran 100 mesh. Sedangkan sintesis dan isolasi di tongkol jagung sehingga diperoleh senyawa molekul karboksimetil”, katanya.
Dia melanjutkan, sari pati sukun dan molekul karboksimetil dipanaskan, diaduk dengan hot stirrer, agar larutan homogen. Lalu ditambah gliserol. Setelah itu, dioven sehingga diperoleh plastik yang diinginkan.
Meski begitu proses itu masih perlu serangkaian penelitian lanjutan. Hasil plastik yang diproduksi tidak terlalu bersih, karena tidak melalui bleaching pada pati sukun. Novita mengatakan bioplastik pati sukun dan tongkol jagung, sangat kuat dan mudah terdekomposisi, sehingga mudah diurai, dan ramah lingkungan. - BEST PROFIT