PT BEST
PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Pergerakan harga emas akan dipengaruhi
dolar Amerika Serikat (AS) dan pasar saham seiring rilis data ekonomi yang
sepi. Dolar AS dan pasar saham cenderung menguat seiring rencana pemerintah AS
melaksanakan reformasi pajak bakal terwujud.
Pada pekan lalu, harga emas
ditransaksikan di kisaran US$ 1.281,10 per ounce. Harga perak untuk pengiriman
Desember diperdagangkan di kisaran US$ 17.255 per ounce, turun satu persen dari
pekan lalu.Logam mulia tertekan seiring sentimen positif di pasar.
Dolar AS dan saham menguat
usai senator AS memilih menyetujui rencana fiskal 2018. Selain itu, aturan
tersebut juga berisi proposal rekonsiliasi yang memungkinkan Partai Republik
untuk mendorong Undang-Undang perpajakan melalui senat.
Akan tetapi, perdebatan pajak
belum selesai seiring aturan itu juga butuh persetujuan kalau setiap keringanan
pajak harus netral untuk utang.
"Pasar melihat
kemungkinan 75 persen kalau pajak turun pada tahun depan, dan ini menciptakan
angin untuk dolar AS dan sentimen negatif untuk emas. Momentum dolar AS tidak
akan segera hilang sehingga sulit untuk emas menguat dalam jangka pendek,"
ujar Adam Button, Analis Forexlive.com, seperti dikutip dari laman Kitco, Senin
(23/10/2017).
Analis Forex.com Fawad
Razaqzada memprediksi harga emas masih tertekan dalam waktu dekat seiring dolar
AS dan pasar saham menguat. Dia menambahkan, tren tersebut belum akan berakhir
dalam waktu dekat, dan menjual emas setiap reli.
"Saya pikir harga emas
akan di bawah US$ 1.300, dan akan terus tertekan dalam waktu dekat," ujar
dia.
Selain sentimen dolar AS,
analis juga mengingatkan investor juga perhatikan pertemuan bank sentral Eropa
yang diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan moneternya.Bank sentral Eropa
diharapkan dapat merilis rencana quantative easing atau pelonggaran kebijakan
moneternya.
Ia menuturkan, masih banyak
ketidakpastian seputar bank sentral dan setiap retorika agresif dapat mendorong
euro lebih tinggi terhadap dolar AS. Ini dapat mengangkat harga emas.
"Kami pikir Euro dapat
memiliki ruang untuk sedikit lebih tinggi terhadap dolar AS, tetapi saya tidak
tahu apakah akan cukup untuk meningkatkan harga emas," kata dia.
Nick Exarhos, Ekonom Senior
CIBC World Market setuju kalau euro dapat menekan dolar AS. Namun, dia tidak
mengharapkan aksi jual jual sehingga dapat mendorong penguatan harga emas.
"Kita lihat bagaimana
pergerakan dolar AS semakin menguat. The Federal Reserve juga tidak terlalu
agresif sehingga batasi dolar AS. Namun, harga emas dapat tertekan karena suku
bunga semakin tinggi," ujar dia.
Sebagian besar analis melihat
harga emas berpotensi ke US$ 1.300 per ounce. Analis mengingatkan, kalau level
tersebut perlu dipertahankan agar menarik dana masuk ke pasar logam
mulia.Sedangkan level support perlu diperhatikan dalam jangka pendek, Razaqzada
mengingatkan posisi di kisaran US$ 1.277.
"Jika harga emas tembus
di bawah level itu, harga emas berpotensi ke level US$ 1.233, dan saya tidak
melihat banyak harga emas akan tertekan di bawah level support terutama di
bawah US$ 1.200," ujar dia.
Sedangkan Button prediksi,
harga emas dapat mengetes level US$ 1.200 per ounce. Sedangkan Presiden
Direktur Blue Lines Futures Bill Baruch melihat harga emas di kisaran US$
1.263-US$ 1.269 merupakan level kuat untuk melakukan aksi beli. "Saya
tidak melihat dolar AS menguat lebih panjang," ujar dia.
Analis juga mengingatkan,
pelaku pasar akan memperhatikan sejumlah data ekonomi antara lain data
manufaktur dan pesanan barang. Selain itu juga ada rilis pertumbuhan ekonomi AS
pada kuartal III.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt bestprofit, best profit, pt
best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures, best profit futures, pt
bestprofit futures, pt best profit futures
PT
BESTPROFIT FUTURES BANDUNG