PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Harga emas turun lebih
dari 1 persen pada penutupan perdagangan Senin karena dolar AS terus menguat
mendekati level tertinggi dalam 1 pekan.
Namun harga emas masih mampu bertahan di atas USD 1.700 per ounce,
didukung oleh kekhawatiran gelombang kedua infeksi virus Corona. Mengutip CNBC,
Selasa (16/6/2020), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD
1.719,67 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6 persen ke level
USD 1.726,50 per ounce.
"Dalam keadaan seperti ini, dolar AS menjadi instrumen atau aset
yang menguntungkan dan itu menekan harga emas," jelas analis High Ridge
Futures, David Meger.
“Harga emas sulit untuk merangkak naik karena the Fed terus
mempertahankan suku bunga." tambah dia.
The Fed mempertahankan suku bunga utama di kisaran target nol hingga
0,25 persen minggu lalu. Terhadap sekeranjang mata uang, dolar AS melemah
tetapi masih bertahan di dekat level tertinggi lebih dari satu minggu di sesi
sebelumnya. Beijing telah mencatat lusinan kasus baru dalam beberapa hari
terakhir, sementara infeksi baru dalam jumlah rekor melanda lebih banyak negara
bagian AS. PT Bestprofit
Prediksi Harga Emas Dunia pada Pekan Ini
Sebelumnya, harga emas terus bergerak di pasar di tengah kekhawatiran
tentang kondisi pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan terjadinya gelombang
kedua Covid-19. Emas telah berhasil membalikkan kerugian pada pekan lalu, di
mana harga logam mulia reli 3,5 persen sejak penutupan Jumat. Ini usai Federal
Reserve mengesampingkan pemulihan di AS.
Pada Jumat (12/6/2020), emas berjangka Comex Agustus diperdagangkan
sebesar USD 1.742,50, naik 0,16 persen, setelah mencapai harga tertinggi
mingguan sebesar USD 1.754,80 pada hari sebelumnya.
Namun demikian, analis masih ragu apakah emas bisa menembus di atas
USD 1.800 pada perdagangan pekan depan. "Kembali volatilitas inilah yang
harus kita perhatikan. Kita bisa melihat ayunan emas yang lebih besar.
Volatilitas adalah bullish untuk emas dan itu akan mencegah beberapa sentimen
risiko," kata Pakar Logam Mulia Gainesville, Everett Millman. Best Profit
Melansir laman Kitco, Senin (15/6/2020), Kepala strategi global TD
Securities, Bart Melek menyebutkan bahwa tekanan inflasi yang rendah akan
menghambat harga emas naik terlalu jauh pada perdagangan pekan depan.
"Emas sedikit meningkat dalam volatilitas dan hampir menembus.
Tapi itu mungkin terlalu dini untuk terobosan langsung. Melihat low-end sekitar
USD 1.700 dan high-end di USD 1.757. Ada masalah di jalan dalam bentuk inflasi
yang lemah," kata Malek.
Namun, dalam jangka panjang, Melek melihat kecenderungan emas yang
terus naik, dan begitu inflasi dimulai akhir tahun depan, emas akan mencapai
USD 2.000 per ons. PT Best Profit
Kepala strategi pasar SIA Wealth Management, Colin Cieszynski
mengatakan pasar mungkin memasuki periode transisi, di mana investor memilih
untuk menunggu sebentar sebelum memutuskan trading.
"Saya netral pada emas dan mencari tren sideways antara USD 1.655
- USD 1.765," kata Cieszynski. Dia menilai pada beberapa minggu kedepan,
mungkin akan melihat banyak netralitas di banyak pasar saat menuju ke
tengah-tengah tahun.
"Ada banyak berita positif dan negatif dan orang-orang menunggu
untuk melihat bagaimana hal-hal itu bisa mengguncang. Bank sentral melepaskan
semua stimulus ini dan tidak akan ada sesuatu yang baru datang untuk sementara
waktu. Pasar stabil," sambung dia.
Sementara Millman sedikit lebih bullish dalam melihat perdagangan
jangka pendek. Harga emas bisa meluas ke kisaran memasukkan USD 1.800 per ons,
pada minggu depan.
"Mengingat volatilitasnya, kisaran saya telah diperpanjang. Di
sisi positifnya, saya melihat USD 1.800 dan downside USD 1.650," katanya..
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt bestprofit,
best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures