Laju IHSG sempat melampaui target resisten (5.190-5.197) namun, tidak kuat dan berbalik turun meski masih dapat bertahan di atas kisaran area target support (5.145-5.159). Masih adanya aksi profit taking membuat potensi kenaikan IHSG menjadi terhambat meski masih ditahan dengan adanya aksi beli.
Sementara untuk sejumlah saham yang layak dipertimbangkan, antara lain: Saham PT Unilever Indonesia (UNVR) dalam kisaran Rp 31.250-32.350. Inverted hammer di atas middle Bollinger band (MBB). Stochastic mencoba naik. Target resisten Rp 31.500 terlampaui. Trading buy selama berada di atas Rp31.525. Saham PT Lippo Karawaci (LPKR) dalam kisaran Rp 1.130-1.185. White marubozu di bawah UBB. William’s %R berbalik naik diikuti kenaikan Relative Strength Index (RSI). Trading buy selama berada di atas Rp 1.170. Saham PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) dalam kisaran Rp 12.800-13.650. Morning star di atas Middle Bollinger Band (MBB). Mass index bergerak naik diikuti
Pada perdagangan Kamis (4/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 11,116 poin (0,22%) ke posisi 5.177,160. Penguatan tersebut setelah indeks menguat 33,287 poin ke level tertingginya 5.199,331. Di sisi lain, indeks mencapai level terendahnya 5.160,781 sepanjang perdagangan.
Kenaikan yang terjadi juga tidak mampu bertahan lama. Setelah menyentuh level tertingginya 5.198,97, laju IHSG mulai lelah hingga terperosok melemah. Akan tetapi, pelemahan yang terjadi tidak melampaui level sebelumnya sehingga secara intraday perdagangan, laju IHSG masih membukukan penguatan. Saham-saham agri, pertambangan, dan aneka industri masih mampu menopang laju kenaikan IHSG. Adapun transaksi asing tercatat nett sell (dari net buy Rp -298,99 miliar menjadi net sell Rp-5,56 miliar).
Sementara itu, penilaian pesimisme masih terjadi di laju rupiah yang masih melanjutkan pelemahan. Bahkan, level psikologis 12.300 telah terlewati. Sentimen dari berbalik naiknya harga saham-saham produsen dan kenaikan data ISM non manufacturing PMI memberikan sedikit pandangan bahwa ekonomi AS akan segera pulih, meski bertahap.
Dari eskternal, masih menguatnya laju bursa saham AS memberikan imbas positif pada laju bursa saham Asia yang masih dapat bergerak variatif cenderung positif. Mulai berbalik positifnya harga sejumlah komoditas turut memberikan imbas positif. Tidak hanya itu, perkiraan akan meningkatnya nilai transaksi di bursa saham China yang berimbas positif bagi para sekuritas; masih berlanjutnya pelemahan Yen; membaiknya neraca perdagangan Australia; hingga masih stabilnya rilis GDP Korea Selatan turut membantu hadirnya sentimen positif.
Di sisi lain, laju bursa saham Eropa yang di awal sesi masih bergerak menguat, jelang penutupan justru berbalik ke zona merah. Pelaku pasar merespons negatif pernyataan President European Central Bank (ECB), Mario Draghi, yang masih akan melakukan pengukuran dan pembahasan lebih lanjut terhadap kebutuan stimulus tahun depan. Tentu pernyataan tersebut direspons negatif karena terlihat European Central Bank (ECB) masih ragu dalam mengucurkan stimulus dan juga belum siap. Sentimen positif dari kenaikan halifax house price Inggris, penurunan yield obligasi 10 tahun Spanyol, tidak berubahnya kebijakan stimulus BoE; hingga bertahannya suku bunga ECB rate di 0,5% terimbangi dengan sentimen pernyataan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar