Melansir laman Reuters, Rabu (14/6/2017), harga emas di pasar spot naik 0,16 persen ke posisi US$ 1.267,10 per ounce. Ini usai mencapai US$ 1.259,16, posisi terlemah sejak 2 Juni. Adapun harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun US$ 0,3, atau 0,02 persen menjadi US$ 1.268,60 per ounce.
The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya saat mengakhiri pertemuannya pada Rabu waktu setempat. Investor akan fokus pada petunjuk baru tentang laju kenaikan tahun ini dan trennya terhadap kondisi ekonomi dan inflasi.
Harga emas berbalik lebih tinggi sekitar satu setengah jam sebelum sesi kesaksian Jaksa Agung AS di hadapan Kongres. Senat menduga ada campur tangan Rusia pada Pemilihan presiden AS di 2016.
"Pemulihan cepat emas dari posisinya di bawah US$ 1.260 mungkin melihat hasil dari kesaksian Jaksa Agung Jeff Sessions dari satu sisi, "kata Tai Wong, Direktur Perdagangan Logam Mulia BMO Capital Markets di New York.
The Fed, dijadwalkan membuat pernyataan pada Rabu pukul 2 siang.
"Jelas menjelang pertemuan orang tidak membangun posisi penting ... Jika ada, mereka mengharapkan langkah Fed karena data ekonomi baru-baru ini yang lemah, " kata Fawad Razaqzada, Analis FOREX.com.
Laju kenaikan suku bunga yang lebih rendah dari perkiraan akan membebani dolar, membuat harga emas lebih murah untuk pembeli non AS. Adapun indeks dolar berbalik melemah pada hari Selasa.
Sementara logam mulia lainnya, Paladium beringsut menjauh dari level tertinggi dalam 16 tahun dan terakhir turun 1,4 persen ke US $ 882,80 per ounce.
Harga perak tergelincir 0,5 persen menjadi US$ 16,84 per ounce, Setelah sebelumnya mencapai US$ 16,68, terendah sejak 19 Mei. Platinum turun 1,5 persen menjadi US$ 925,90 per ounce.
Sumber
liputan6.com