Ini merupakan perpaduan ilmu biologi dengan benda mekanik yang biasa digunakan untuk bodi robot. Ilmuwan menyebutnya sebagai "bio-bots". Otot buatan itu memiliki kelenturan layaknya pada tubuh manusia.
Dilansir melalui Daily Mail, Rabu, 2 Juli 2014, peneliti dari University of Illinois berhasil mengembangkan teknologi bio-bots tersebut. Sistem geraknya dimotori oleh otot buatan berukuran kecil. Jaringan otot itu tumbuh berbentuk garis bidang dan bisa dikendalikan dengan denyut nadi listrik.
"Sistem penggerak bio, yang dipicu oleh sel jaringan, merupakan kebutuhan dasar bagi pengembangan mesin apa saja yang ingin dibuat di masa depan," ujar Rashid Bashir, ketua tim peneliti dari universitas tersebut.
Menurut Bashir, mereka sedang berupaya untuk mengintegrasikan prinsip dasar teknologi mekanikal dengan ilmu biologi. Hal ini bisa digunakan untuk desain dan pengembangan mesin biologi atau sistem untuk aplikasi lingkungan dan medis.
"Biologi sangat kuat dan efektif. Jika kita bisa mempelajari keuntungan biologi untuk diaplikasikan dalam hidup, ini bisa membawa dunia penelitian untuk menciptakan hal-hal yang menakjubkan," ujar Bashir.
Bashir dan timnya berhasil membuat bio-bots pertama berukuran kurang dari satu sentimeter. Bio-bots itu dibuat dengan cetakan hidogel tiga dimensi dan juga sel hidup. Sebelumnya, Bashir juga pernah mendemonstrasikan bio-bots yang bisa bergerak dengan sendirinya, dipersenjatai oleh sel detak jantung tikus.
Desain Sel Otot Bio-bots
Cyborg merupakan istilah untuk Cybernetic Organism. Ini merupakan perpaduan dari ilmu biologi organisme dan teknologi mekanikal. Istilah ini digunakan pada organisme yang makhluk yang memiliki kelebihan dan kekuatan yang meningkat berkat adanya integrasi komponen buatan di dalamnya.
Cyborg ciptaan Bashir dan tim ternyata terinspirasi dari otot tulang tendon yang ditemukan pada tubuh manusia atau hewan. Sel otot tersebut bisa mengikuti struktur materi yang tersemat karena sangat lentur dan fleksibel.
Kecepatan gerak bots bisa dikendalikan dengan menambahkan frekuensi pada denyut listrik yang dialirkan.
"Ini merupakan langkah penting dalam pengembangan dan pengendalian mesin biologi, seperti mesin pengantar obat di rumah sakit, atau robot operasi, implantasi 'canggih', atau analisis lingkungan secara mobile," kata Caroline Cvetkovic. peneliti Biologi dari universitas yang sama.
Ke depannya, para peneliti ingin membuat kendali yang lebih canggih terhadap gerakan bio-bots. Mereka akan mengintegrasikan neuron yang ada, sehingga bio-bots dapat dikendalikan dan dipengaruhi ke arah yang berbeda saat berjalan nanti. (art)