PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Pasar emas mungkin menghadapi ujian nyata pada pekan ini
sehingga diperkirakan harga emas masih bertahan di level USD 1.700 per ons
(sekitar Rp 24,2 juta).
"Posisi ini sangat penting bagi logam mulia, yang sebagian besar
berada pada level itu selama 2021," menurut analis dari pasar senior
OANDA, Edward Moya. Bahkan dengan kekhawatiran krisis utang perusahaan
Evergrande di China, yang dikhawatirkan pasar, harga emas tidak akan bergerak
secara berkelanjutan di atas Rp 24 juta.
"Harga USD 1.700 bertahan sepanjang tahun ini, kecuali untuk
sesaat ketika turun ke USD 1.680 beberapa kali tetapi berhasil pulih dengan
cepat," kata Moya seperti dikutip dari Kitco, Senin (27/9/2021). Emas
selalu dapat menemukan pembeli di bawah level ini. Namun apakah pasar akan
melihat itu terjadi lagi?
"Investor sekarang sedang mempersiapkan The Fed (pemerintah
Federal Amerika Serikat) untuk memulai pengetatan kebijakan moneter (tapering)
pada November 2021 dan selesai pada tahun depan," beber Moya.
Pekan depan, Pemerintah AS akan menyoroti dampak plafon utang, dengan
Menteri Keuangan Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell yang
terus menekankan urgensi masalah ini. Hambatan apa pun di sekitar dua peristiwa
itu dapat membantu mendukung harga emas pekan depan, kata Moya.
"Ada kekhawatiran tidak bisa selesai tepat waktu. Tapi,
ujung-ujungnya harus ada kesepakatan plafon utang," ujarnya.
"Jika hasilnya terus bergerak lebih tinggi, itu adalah kryptonite
untuk emas," sebutnya.
Pengamatan Dampak Jangka Panjang
Pada saat yang sama, menurut Moya, jika ada resolusi yang mudah untuk
plafon utang, penutupan dapat dihindari, tagihan infrastruktur disahkan, dan
saham AS reli kembali ke wilayah rekor tertinggi, maka emas bisa melihat aksi
jual yang lebih signifikan di bawah Rp 24 juta.
Saat ini, ada pendekatan yang sedang dinantikan di ruang emas, dengan
beberapa pedagang mengamati dampak jangka panjang dari hambatan pasokan. "Kami mendengar dari beberapa perusahaan
seperti Nike dan FedEx. Baik itu masalah rantai pasokan atau kekurangan tenaga
kerja. Semuanya menjerit tekanan inflasi," kata Moya.
"Ini bisa memicu pergerakan lebih tinggi dalam imbal hasil. Tapi
pada akhirnya, akan ada titik balik, di mana emas akan mulai bertindak sebagai
lindung nilai inflasi," bebernya. Sampai emas dapat mulai berperilaku
seperti pelindung nilai terhadap kenaikan harga, kemungkinan akan tetap rentan,
tambah Moya.
Sementara itu, dengan dimulainya pengetatan kebijakan moneter di AS
pada November 2021, risiko emas bisa turun. Ini dikatakan Kepala Strategi
Global TD Securities Bart Melek. Tapi di luar itu, lingkungan yang masih bagus
untuk emas dan aksi jual yang signifikan tidak mungkin terjadi, kata Kepala
Strategi Global TD Securities, Melek kepada Kitco News.
"Dengan tingkat pertumbuhan global yang melambat, akan semakin
sulit bagi ekonomi AS untuk mencatat tingkat pertumbuhan yang mereka miliki.
Dan mengingat tujuan kebijakan pemerintah Federal tentang lapangan kerja penuh,
mereka akan baik-baik saja dengan inflasi di atas target. mungkin perlu bagi
The Fed untuk mempertahankan suku bunga itu untuk jangka waktu yang lama,"
kata Melek.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar