Sang guru mengawali sesi tanya jawab itu dengan sebuah pertanyaan yang cukup membuat mereka antusias. Sang gurupun memulai dengan pertanyaan Pertama
“Anak-anakku taukah kalian Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?”
Murid-muridnya ada yang menjawab…”orang tua”, “guru”, “teman”, dan “kerabatnya”. Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “kematian”. Sebab kematian adalah PASTI adanya. Kita tidak bisa lepas dari kematian ini barang sedetikpun. Karena kedatangnnya bisa terjadi kapanpun dan dimanapun. Namun bukan ketakutan yang harus kita rasakan tapi yang harus menjadi fokus kita adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi datangnya kematian itu.
Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua.
“Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini ?”
Dengan tetap antusia beberapa murid ada yang menjawab…”negara Cina”, “bulan”, “matahari”, dan “bintang-bintang”. Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah “masa lalu”. Siapapun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang. Jadikan masa lalu sebagai guru dan penasehat terbaik yang akan mengajarkan kita tentang hikmah2 kehidupan. Sehinggan kita tidak akan pernah mengulang kesalahan yang terjadi di masa lalu. Dan kita juga tidak perlu meratapi kesedihan yang terjadi pada masa lalu. Karena meratapi apa yang sudah terjadi tidak akan memperbaiki kondisi karena bagaimanapun yang sudah terjadi biarlah terjadi yang akan menjadi sejarah yang penuh dengan hikmah. Bekerja keraslah merangkai hidup yang penuh makna sebagai ladang amalan untuk hidup yang kekal nantinya.
Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.
“Apa yang paling besar di dunia ini ?”
Murid-muridnya ada yang menjawab…”gunung”, “bumi”, dan “matahari”. Semua jawaban itu benar kata Sang Guru. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “nafsu”. Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Banyak manusia yang masuk ke lembah kenistaan karena tidak mampu menjadi pengendali hawa nafsunya buruknya. Segala cara dihalalkan, semua jalan dilegalkan untuk memuaskan kehausan syahwatnya. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini,karena saat kita sudah ditunggangi oleh hawa nafsu ini maka tidak hanya sengsara di dunia tapi kita juga akan menderita di akhirat.Smoga kita dikumpulkan kedalam golongan hamba-hamba yang pandai mengendalikan hawa nafsu ini. Amin
Pertanyaan keempat adalah:
“Apa yang paling berat di dunia ini ?”
Di antara muridnya ada yang menjawab…”baja”, “besi”, dan “gajah”. “Semua jawaban hampir benar”, kata Sang Guru, tapi yang paling berat adalah “memegang amanah”. Jadi saat lihat sekarang ini begitu banyak manusia yang mengejar jabatan, sebenanya mereka sama saja dengan sedang mengejar amanah yang sangat besar dan pastinya akan dimintai pertanggungjawaban nantinya di akherat.
Pertanyaan yang kelima adalah:
“Apa yang paling ringan di dunia ini ?”
Ada yang menjawab “kapas”, “angin”, “debu”, dan “daun-daunan”. “Semua itu benar…”, kata Sang Guru, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah “meninggalkan ibadah”.
Lalu pertanyaan keenam adalah:
“Apakah yang paling tajam di dunia ini ?”
Murid-muridnya menjawab dengan serentak… “PEDANG…!! !”. “(hampir) Benar…”, kata Sang Guru , tetapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Jadi mulai sekarang kita harus berusaha sekuat hati kita untuk menghindari dari berkata yang sia-sia apalagi yang bisa menyakiti saudara kita. BERKATA BAIK ATAU DIAM.
RENUNGAN :
Mari kita merenung sejenak..Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN…?
Sudahkah kita senantiasa belajar dari MASA LALU…?
dan tidak memperturutkan NAFSU ?
Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun…
dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH
serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita ?
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Sebelum nafas masih berhembus mari kita manfaatkan kesempatan yang Tuhan beri ini untuk melakukan yang terbaik. Smoga kita tidak tertipu oleh fatamorgana dunia yang melenakan. Amin