Melansir laman Reuters, Selasa (25/4/2017), harga emas di pasar turun 0,7 persen ke posisi US$ 1,275 per ounce, setelah menyentuh titik terendahnya dalam hampir dua pekan di level US 1.265,90 per ounce. Sementara emas berjangka AS turun 0,9 persen menjadi US$ 1.277,50 per ounce.
Macron berpeluang besar menuju kursi Kepresidenan Prancis usai memenangkan putaran pertama pemungutan suara yang berlangsung pada hari Minggu. Dalam sebuah jajak pendapat menunjukkan dia menjadi favorit kuat untuk mengalahkan kandidat sayap kanan Marine Le Pen di hasil akhir Pilpres Prancis.
Berita tersebut merupakan kekalahan bagi kekuatan anti-Uni Eropa yang dimotori haluan kanan dan kiri Prancis. Di pasar, ini membawa saham Eropa dan mata uang Euro melambung tinggi dan memicu aksi jual logam mulia.
Emas turun dari posisi terendahnya usai indeks Dolar AS rebound dari level terendah dalam 5 setengah bulan dan kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun.
"Untuk sesaat sebagian risiko dari kemenangan oleh salah satu kandidat lainnya telah dicegah. Kita melihat lebih banyak hal melemahkan (harga emas) dalam jangka pendek, mengarah ke hasil akhir (Pemilihan Prancis) dalam dua minggu," kata analis Societe Generale Robin Bhar.
Dia menambahkan, bagaimanapun pelemahan dolar dan ketegangan geopolitik di Korea Utara dan Timur Tengah cukup menjaga harga emas di kisaran US$ 1.250. Dua faktor ini yang dinilai bisa mendorong harga emas untuk jangka pendek.
"Pasar sekarang underpricing dan menurut kami hal ini akan ditambah dua hal yakni Kenaikan suku bunga Fed tahun ini dan prospek penurunan neraca (dan) yang mengurangi risiko politik," jelas dia.
Selain emas, harga logam lain ikut turun. Harga perak turun 0,2 persen menjadi US$ 17,85 per ounce, usai menyentuh level terendah dalam satu bulan di posisi US$ 17,65.
Sedangkan harga platinum turun 1 persen ke posisi US$ 961,20, dan Paladium naik 0,6 persen menjadi US$ 796,50.
Sumber
liputan6.com