Melansir laman Reuters, Selasa (18/4/2017), harga emas di pasar spot naik 0,05 persen menjadi US$ 1.285,86 per ounce, setelah sempat mencapai posisi tertinggi di US$ 1.295,42 sejak awal November. Adapun harga paling aktif emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik 0,3 persen ke posisi US$ 1.291,90 per ounce.
Logam kuning mengupas kerugiannya sebagian besar dipicu dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahunan AS setelah jatuh ke level terendah sejak November. Di sisi lain, saham AS naik setelah tiga hari berturut-turut mencetak penurunan.
Phillip Streible, Broker Komoditas Senior RJO Futures di Chicago, mengatakan harga emas juga terdampak aksi profit taking. "The Fed masih akan menaikkan suku. Ini bisa mempengaruhi emas," kata Streible.
Korea Utara yang kembali melakukan uji coba peluncuran rudal ternyata menuai kegagalan pada hari Minggu. Ini kembali meningkatkan risiko geopolitik dunia.
Ketegangan regional telah meningkat selama beberapa minggu terakhir usai Presiden AS Donald Trump mengambil langkah keras dengan Pyongyang.
"Harga emas kemungkinan akan mempertahankan kekuatannya terkait Pemilu Prancis dalam sepekan ke depan. Sementara ketegangan di Korea Utara yang sedang berlangsung juga tetap membuat pasar gugup," kata Analis INTL FCStone Edward Meir.
Sementara harga logam lain, seperti perak berbalik turun 0,4 persen menjadi US$ 18,445 per ounce setelah menyentuh posisi tertinggi dalam lima bulan di US$ 18,649.
Harga platinum naik 1,5 persen ke level US$ 986,10 per ounce setelah
reli di atas harga rata-rata 200 hari US$ 990,10. Harga paladium juga susut 0,7 persen menjadi US$ 789,40.
Sumber
liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar