PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Harga emas turun dari
level tertinggi dalam dua pekan karena intervensi kebijakan moneter Bank
Sentral China. Kebijakan ini dikeluarkan untuk meredam dampak penurunan ekonomi
akibat virus Corona.
Dengan adanya stimulus ini, permintaan akan aset-aset berisiko tinggi
kembali naik sehingga menekan harga aset safe haven seperti emas. Mengutip
CNBC, Selasa (18/2/2020), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD
1.580,27 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi
USD 1.583,30 per ounce.
"Optimisme kenaikan di pasar saham mulai terlihat. Tetapi mereka
yang masih memegang emas belum sepenuh hati mau melepasnya," jelas analis
FXTM Tan Tan.
Di awal perdagangan, harga emas sempat mendekati level tertinggi dalam
dua pekan di USD 1.584,65 per ounce. Namun kenaikan tersebut tertakan karena
pasar saham global naik setelah China memangkas suku bunga pinjaman jangka
menengah. Bestprofit
Pemangkasan suku bunga ini dilakukan usai Bank Sentral China
mengguyurkan likuiditasnya dengan menyebar USD 1,2 triliun yuan atau kurang
lebih USD 174 miliar ke pasar.
Dengan adanya berbagai stimulus tersebut, nilai tukar dolar AS
mengalami kenaikan mendekati level tertinggi dalam empat bulan. Dampak dari
kenaikan dolar AS tersebut maka harga emas lebih mahal bagi mereka yang
membelinya dengan mata uang lainnya.
"Mengingat harga emas tetap naik di atas USD 1.500 per ounce,
maka investor melihat bahwa masih ada kekhawatiran akan penurunan ekonomi
global karena wabah Corona," kata Tan. Wabah virus Corona telah merenggut
1.770 nyawa sejauh ini dan telah mengancam pertumbuhan ekonomi di negada dengan
ekonomi terbesar kedua di dunia ini. PT Bestprofit
Harga Emas Menguji Level USD 1.600 per Ounce
Sebelumnya, para analis dan pelaku pasar yakin bahwa harga emas masih
akan menguat pada perdagangan pekan ini. Bahkan, meskipun nilai tukar dolar AS
dan juga pasar saham menguat, harga emas masih berada di posisi yang baik.
Pendorong kenaikan harga emas adalah masih adanya kekhawatiran para
analis dan pelaku pasar akan kejatuhan ekonomi dunia akibat merebaknya virus
Corona. Dikutip dari survei Kitco, Senin (17/2/2020), 17 analis turut serta
dalam survei di Wall Street. Dari jumlah tersebut sebelas analis atau 65 persen
memperkirakan harga emas akan naik.
Sedangkan satu suara atau 6 persen mengatakan bahwa harga emas akan
jatuh. Di luar itu, sebanyak lima analis atau 29 persen menyatakan harga emas
akan stabil. Sementara, 726 suara diberikan dalam jajak pendapat online.
Sebanyak 472 pemilih, atau 65 persen memperkirakan harga eas akan naik. PT Best Profit
Sedangkan 148 pelaku pasar lainnya atau 20 persen mengatakan harga
emas akan lebih rendah, Di luar itu, 106 pelaku pasar atau 15 persen menyatakan
harga emas stabil.
Editor dari Eureka Miner's Report Richard Baker mengatakan, wabah
Corona akan semakin buruk dan dipastikan akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi
global. Dengan adanya sentimen ini, harga emas bisa menembus level USD 1.600
per ounce.
"Seberapa besar guncangan Virus Corona ke ekonomi masih sulit
untuk diukur. Ketidakpastian ini sendiri aman menopang aset safe haven seperti
emas," jelas dia.
"Jika pertumbuhan China turun beberapa persen dan rantai pasokan
terganggu selama berbulan-bulan, harga emas bisa naik jauh lebih tinggi,
mungkin tembus USD 1.800 per ounce." lanjut dia.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG