Menjelang sore adalah waktu yang paling tepat untuk berjalan-jalan menikmati senja di kota Bandung. Cobalah berjalan kaki menyusuri Jalan Asia Afrika, jalan ini terkenal dengan deretan bangunan yang bersejarah lengkap dengan art deco-nya yang pasti membuat anda terpesona.
Ketika anda mulai menyusuri jalan ini dan memandangi bangunan-bangunan bersejarah yang bergaya Eropa, anda akan merasa bahwa seolah-olah sebaagian Eropa berada disini. Mungkin inilah sebabnya mengapa kota Bandung dikenal dengan nama Paris Van Java.
Banyaknya gedung yang bergaya Eropa ini disebabkan karena dulu pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahannya secara bertahap dari Batavia ke Bandung. Ini terjadi pada zaman kolonial Belanda. Hingga pada saat itu pemerintah Hindia Belanda melakukan pembangunan secara besar-besaran di Bandung dimana gaya bangunan Art Deco Tropis sedang populer.
Di zaman kejayaan Paris Van java, banyak turis mancanegara yang berkunjung ke Bandung untuk menikmati keindahan Kota Kembang ini dan beberapa hotal mewah seperti Hotel Savoy Homan dan Preanger menjadi tempat menginapnya para wisatawan tersebut.
Kita mulai dari sebuah persimpangan, orang-orang menyebutnya Simpang Lima, sebuah perempatan yang menghubungkan lima jalan yaitu Jalan Gatot Subroto, Jalan Ahmad Yani, Jalan Sunda, Jalan Karapitan, dan Jalan Asia Afrika. Di ujung Jalan Asia Afrika anda akan menemukan kafe mungil bernama kafe Utari, ada kopi dan beberapa makanan kecil disana. Tidak jauh dari sana anda akan menemukan sate M. Haris yang menawarkan sate kambing muda yang lezat. Wah, hati-hati dengan darah tinggi anda ya .
Setelah itu di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Asia-Afrika anda akan menemukan beberapa gedung tua yang masih berfungsi. Seperti Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menyatu dengan Gedung Merdeka, sebelumnya gedung ini dikenal dengan nama Gedung Societeit Concordia, tempat berkumpulnya masyarakat kelas atas di kota Bandung. Namun, seiring perubahan zaman fungsinya pun berubah dari waktu ke waktu.
Nama gedung ini pun menjadi terkenal sejak diadakannya Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 dan diresmikan oleh Soeharto pada tanggal 24 April 1980 yang kala itu menjabat sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia. Museum ini terbuka untuk umum mulai dari jam 8 pagi hingga jam 3 sore waktu setempat.
Di museum ini, anda bisa menikmati koleksi barang-barang dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 di ruang pameran. Selain ruang pameran, museum ini juga memiliki ruang perpustakaan dan ruang audio visual. Anda juga bisa menemukan patung para tokoh delegasi yang mewakili negaranya pada dalam KAA 1955. Di luar gedung ini terpancang puluhan tiang bendera berwarna perak yang berderet menghiasi tepian Gedung Merdeka.
Melewati Gedung Merdeka, anda bisa melihat hotel Savoy Homan yang kokoh nan indah. Tidak jauh dari sana berdiri Hotel Preanger yang juga merupakan hotel bersejarah pada zaman kolonial Belanda. Di seberang Hotel Savoy Homan anda akan menemukan Kantor Pikiran Rakyat yang menjual surat kabar Pikiran Rakyat, surat kabar yang sangat terkenal di kota Bandung. Di depannya ada banyak pedagang yang menjajakan makanan, salah satunya bubur Pikiran Rakyat yang terkenal enak itu.
Kemudian ada tugu 0 Kilometer yang terletak di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum yang menjadi penanda titik tengah Kota Bandung. Tidak jauh dari sana anda akan menemukan gedung Kantor Pos Besar yang masih berada dalam area jalan Asia Afrika.
Setelah itu kita melangkah ke alun-alun, disana terdapat pusat perbelanjaan dan sebuah mesjid yang merupakan mesjid terbesar dan yang paling utama di Bandung, namanya Mesjid Agung. Di sebelah utara ada Tourist Information Center, tempat para turis mencari informasi mengenai Bandung, jadwal pertunjukan, dan masih banyak lagi.
Perjalanan menyusuri jalan Asia Afrika memang membuat kita lupa waktu, saking terpesonanya dengan bangunan-bangunan tua tidak terasa hari mulai gelap dan jalanan ini semakin malam semakin ramai saja, banyak pedagang yang menjajakan makanan dan lampu-lampu jalan berpadu dengan kelap kelip lampu hotel mewah menambah romantisme jalan yang penuh dengan cerita bersejarah ini.
Jika anda berkunjung ke Bandung, sempatkanlah berjalan kaki menyusuri jalan Asia Afrika, dan rasakan aroma historicalnya.
http://www.jalanjalanasyik.com
Best Profit Futures, Bestprofit Futures, PT Best Profit Futures, PT Bestprofit futures
Ada tahu gedjrot enak loh di samping musium ..
BalasHapusUntuk hunting foto oke
BalasHapusAlussss pisan
BalasHapus