SETELAH sekian lama menjadi wacana
akhirnya pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pengumuman
kenaikan harga BBM secara resmi disampaikan oleh Menteri Energi Sumber Daya
Mineral Jero Wacik, Jumat (21/6) tepat pukul 22.00 di kantor Kementerian
Koordinator Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Harga Premium menjadi Rp 6.500
per liter. Solar menjadi Rp 5.500 per liter. Mulai berlaku serentak di seluruh
Indonesia pada Sabtu (22/6) pukul 00.00 WIB," ujarnya di Kemenko, Jakarta,
Jumat (21/6).
Kenaikan harga BBM ini membuat
kondisi perekonomian bergejolak. Bahkan, jauh sebelum pengumuman resmi,
beberapa sektor sudah mulai menunjukkan tanda-tanda terkena dampak buruk dari
kenaikan harga BBM. Salah satunya harga pangan yang mulai merangkak naik.
Beberapa sektor terkena dampak
negatif dari kebijakan ini. Namun, ada beberapa sektor yang tidak terlalu
terpengaruh dan tidak mengalami dampak negatif dari kebijakan kenaikan harga
BBM. Berikut sektor-sektor yang dinilai tak terkena dampak negatif kenaikan
BBM.
1. Pasar modal
Kenaikan harga BBM bersubsidi justru
berdampak positif pada kinerja pasar modal di tengah kondisi lesunya ekonomi
dunia saat ini. Investor lebih mendapat kepastian.
"Kenaikan BBM positif untuk
pasar modal," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) usai Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (19/6).
BEI memang menunggu kepastian
kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, justru
berdampak negatif pada perdagangan saham di lantai bursa.
"Berlarutnya kenaikan harga BBM
ini dapat mendorong adanya kekhawatiran dari pelaku pasar," jelas dia.
2. Ritel dan pusat belanja
Asosiasi Pusat Belanja Indonesia (APBI)
menyatakan kenaikan harga BBM dipastikan tidak akan mengurangi pangsa pasar
bagi pusat perbelanjaan dan pedagang ritel. Pasalnya, saat ini pusat
perbelanjaan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat.
"Kan di awal tahun sudah ada
kenaikan TDL, itu juga tidak menurunkan pengunjung, malah pengunjung semakin
bertambah. Kenaikan BBM ini juga palingan tidak akan penurunan yang
tajam," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, tingginya minat
pengunjung membantu pengusaha pusat perbelanjaan dalam pengelolaan bisnisnya.
Sebab, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk memperbaiki sektor
infrastruktur yang dimilikinya.
3. Properti
Manajemen PT Intiland Development
Tbk (DILD) menyatakan kenaikan BBM tidak berpengaruh besar pada kinerja
perseroan ke depan. Menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD,
Archied Noto Pradoni, selain kenaikan BBM, perseroan juga tidak khawatir dengan
kenaikan suku bunga acuan BI.
Alasannya, sektor properti bergerak
membidik pangsa pasar kelas menengah yang saat ini cukup kuat akan tekanan
kondisi ekonomi dalam negeri.
"Kenaikan BBM hanya berdampak
short time saja sehingga tidak terlalu berpengaruh," ujarnya usai Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Intiland Tower, Jakarta, Selasa (18/6).
Menurut Archied, masyarakat sudah
mengetahui akan adanya kenaikan BBM dan BI Rate sehingga hal ini sudah
diantisipasi baik oleh konsumen maupun pelaku usaha. Sedangan kenaikan harga
penjualan, perseroan sudah rutin menaikkan harga setiap tahunnya.
4. Industri
Menteri Perindustrian MS Hidayat
mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak terlalu berpengaruh terhadap
kinerja industri. Hanya sedikit pengaruhnya ke distribusi, namun bisa
dikendalikan.
Dari simulasi Kemenperin, kenaikan
ongkos produksi akibat kenaikan BBM bersubsidi tidak sampai 2 persen dalam
biaya distribusi. Kenaikan pun diperkirakan tidak akan lama.
"Sudah kita hitung palingan
kenaikan hanya kira-kira 1,2 persen. Ini kenaikan memang ada dalam 2-3 minggu
dan hanya sementara tapi nanti akan turun lagi," ujarnya usai acara Kadin
di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (18/6). Menurut Hidayat, kenaikan BBM hanya
berdampak kecil terhadap biaya produksi.
Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman
Tbk (SRIL) mengaku kenaikan BBM subsidi tidak mempengaruhi kinerja operasional
perseroan. Pasalnya, perusahaan ini mengaku sejak lama menggunakan BBM industri
sesuai harga pasar dunia.
"Kami optimis tidak akan
mengurangi produksi tekstil dan garmen walaupun BBM naik," ujar Direktur
Utama SRIL, Iwan Setiawan saat konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia
(BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu.
5. Transportasi
Kebijakan kenaikan harga BBM
bersubsidi tentunya berdampak buruk di berbagai sektor. Namun, nyatanya tidak
semua sektor mengalami kerugian pasca kenaikan BBM.
Perusahaan transportasi PT Eka Sar
Lorena Transport Tbk menilai kenaikan BBM malah memberikan dampak positif bagi
perusahaannya. Sebab, pasca kenaikan harga BBM masyarakat diprediksi akan
beralih ke angkutan umum.
http://www.bestprofit-futures.info/
http://www.bestprofit-futures.info/
SETELAH
sekian lama menjadi wacana akhirnya pemerintah menaikkan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM). Pengumuman kenaikan harga BBM secara resmi
disampaikan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Jumat
(21/6) tepat pukul 22.00 di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian,
Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Harga Premium menjadi Rp 6.500 per liter. Solar menjadi Rp 5.500 per liter. Mulai berlaku serentak di seluruh Indonesia pada Sabtu (22/6) pukul 00.00 WIB," ujarnya di Kemenko, Jakarta, Jumat (21/6).
Kenaikan harga BBM ini membuat kondisi perekonomian bergejolak. Bahkan, jauh sebelum pengumuman resmi, beberapa sektor sudah mulai menunjukkan tanda-tanda terkena dampak buruk dari kenaikan harga BBM. Salah satunya harga pangan yang mulai merangkak naik.
Beberapa sektor terkena dampak negatif dari kebijakan ini. Namun, ada beberapa sektor yang tidak terlalu terpengaruh dan tidak mengalami dampak negatif dari kebijakan kenaikan harga BBM. Berikut sektor-sektor yang dinilai tak terkena dampak negatif kenaikan BBM.
"Harga Premium menjadi Rp 6.500 per liter. Solar menjadi Rp 5.500 per liter. Mulai berlaku serentak di seluruh Indonesia pada Sabtu (22/6) pukul 00.00 WIB," ujarnya di Kemenko, Jakarta, Jumat (21/6).
Kenaikan harga BBM ini membuat kondisi perekonomian bergejolak. Bahkan, jauh sebelum pengumuman resmi, beberapa sektor sudah mulai menunjukkan tanda-tanda terkena dampak buruk dari kenaikan harga BBM. Salah satunya harga pangan yang mulai merangkak naik.
Beberapa sektor terkena dampak negatif dari kebijakan ini. Namun, ada beberapa sektor yang tidak terlalu terpengaruh dan tidak mengalami dampak negatif dari kebijakan kenaikan harga BBM. Berikut sektor-sektor yang dinilai tak terkena dampak negatif kenaikan BBM.
1. Pasar modal
Kenaikan harga BBM bersubsidi justru berdampak positif pada kinerja
pasar modal di tengah kondisi lesunya ekonomi dunia saat ini. Investor
lebih mendapat kepastian.
"Kenaikan BBM positif untuk pasar modal," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (19/6).
BEI memang menunggu kepastian kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, justru berdampak negatif pada perdagangan saham di lantai bursa.
"Berlarutnya kenaikan harga BBM ini dapat mendorong adanya kekhawatiran dari pelaku pasar," jelas dia.
- See more at:
http://www.atjehpost.com/meukat_read/2013/06/23/56628/17/7/5-Sektor-bisnis-yang-tak-terpengaruh-dampak-negatif-kenaikan-BBM#sthash.SleSuTsH.dpuf"Kenaikan BBM positif untuk pasar modal," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (19/6).
BEI memang menunggu kepastian kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, justru berdampak negatif pada perdagangan saham di lantai bursa.
"Berlarutnya kenaikan harga BBM ini dapat mendorong adanya kekhawatiran dari pelaku pasar," jelas dia.
2. Ritel dan pusat belanja
Asosiasi Pusat Belanja Indonesia (APBI) menyatakan kenaikan harga BBM
dipastikan tidak akan mengurangi pangsa pasar bagi pusat perbelanjaan
dan pedagang ritel. Pasalnya, saat ini pusat perbelanjaan merupakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat.
"Kan di awal tahun sudah ada kenaikan TDL, itu juga tidak menurunkan pengunjung, malah pengunjung semakin bertambah. Kenaikan BBM ini juga palingan tidak akan penurunan yang tajam," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, tingginya minat pengunjung membantu pengusaha pusat perbelanjaan dalam pengelolaan bisnisnya. Sebab, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk memperbaiki sektor infrastruktur yang dimilikinya.
"Kan di awal tahun sudah ada kenaikan TDL, itu juga tidak menurunkan pengunjung, malah pengunjung semakin bertambah. Kenaikan BBM ini juga palingan tidak akan penurunan yang tajam," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, tingginya minat pengunjung membantu pengusaha pusat perbelanjaan dalam pengelolaan bisnisnya. Sebab, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk memperbaiki sektor infrastruktur yang dimilikinya.
3. Properti
Manajemen PT Intiland Development Tbk (DILD) menyatakan kenaikan BBM
tidak berpengaruh besar pada kinerja perseroan ke depan. Menurut
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD, Archied Noto Pradoni,
selain kenaikan BBM, perseroan juga tidak khawatir dengan kenaikan suku
bunga acuan BI.
Alasannya, sektor properti bergerak membidik pangsa pasar kelas menengah yang saat ini cukup kuat akan tekanan kondisi ekonomi dalam negeri.
"Kenaikan BBM hanya berdampak short time saja sehingga tidak terlalu berpengaruh," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Intiland Tower, Jakarta, Selasa (18/6).
Menurut Archied, masyarakat sudah mengetahui akan adanya kenaikan BBM dan BI Rate sehingga hal ini sudah diantisipasi baik oleh konsumen maupun pelaku usaha. Sedangan kenaikan harga penjualan, perseroan sudah rutin menaikkan harga setiap tahunnya.
Alasannya, sektor properti bergerak membidik pangsa pasar kelas menengah yang saat ini cukup kuat akan tekanan kondisi ekonomi dalam negeri.
"Kenaikan BBM hanya berdampak short time saja sehingga tidak terlalu berpengaruh," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Intiland Tower, Jakarta, Selasa (18/6).
Menurut Archied, masyarakat sudah mengetahui akan adanya kenaikan BBM dan BI Rate sehingga hal ini sudah diantisipasi baik oleh konsumen maupun pelaku usaha. Sedangan kenaikan harga penjualan, perseroan sudah rutin menaikkan harga setiap tahunnya.
4. Industri
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, kenaikan harga BBM
bersubsidi tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja industri. Hanya
sedikit pengaruhnya ke distribusi, namun bisa dikendalikan.
Dari simulasi Kemenperin, kenaikan ongkos produksi akibat kenaikan BBM bersubsidi tidak sampai 2 persen dalam biaya distribusi. Kenaikan pun diperkirakan tidak akan lama.
"Sudah kita hitung palingan kenaikan hanya kira-kira 1,2 persen. Ini kenaikan memang ada dalam 2-3 minggu dan hanya sementara tapi nanti akan turun lagi," ujarnya usai acara Kadin di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (18/6). Menurut Hidayat, kenaikan BBM hanya berdampak kecil terhadap biaya produksi.
Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengaku kenaikan BBM subsidi tidak mempengaruhi kinerja operasional perseroan. Pasalnya, perusahaan ini mengaku sejak lama menggunakan BBM industri sesuai harga pasar dunia.
"Kami optimis tidak akan mengurangi produksi tekstil dan garmen walaupun BBM naik," ujar Direktur Utama SRIL, Iwan Setiawan saat konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dari simulasi Kemenperin, kenaikan ongkos produksi akibat kenaikan BBM bersubsidi tidak sampai 2 persen dalam biaya distribusi. Kenaikan pun diperkirakan tidak akan lama.
"Sudah kita hitung palingan kenaikan hanya kira-kira 1,2 persen. Ini kenaikan memang ada dalam 2-3 minggu dan hanya sementara tapi nanti akan turun lagi," ujarnya usai acara Kadin di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (18/6). Menurut Hidayat, kenaikan BBM hanya berdampak kecil terhadap biaya produksi.
Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengaku kenaikan BBM subsidi tidak mempengaruhi kinerja operasional perseroan. Pasalnya, perusahaan ini mengaku sejak lama menggunakan BBM industri sesuai harga pasar dunia.
"Kami optimis tidak akan mengurangi produksi tekstil dan garmen walaupun BBM naik," ujar Direktur Utama SRIL, Iwan Setiawan saat konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu.
5. Transportasi
Kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi tentunya berdampak buruk
di berbagai sektor. Namun, nyatanya tidak semua sektor mengalami
kerugian pasca kenaikan BBM.
Perusahaan transportasi PT Eka Sar Lorena Transport Tbk menilai kenaikan BBM malah memberikan dampak positif bagi perusahaannya. Sebab, pasca kenaikan harga BBM masyarakat diprediksi akan beralih ke angkutan umum.
Perusahaan transportasi PT Eka Sar Lorena Transport Tbk menilai kenaikan BBM malah memberikan dampak positif bagi perusahaannya. Sebab, pasca kenaikan harga BBM masyarakat diprediksi akan beralih ke angkutan umum.
SETELAH
sekian lama menjadi wacana akhirnya pemerintah menaikkan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM). Pengumuman kenaikan harga BBM secara resmi
disampaikan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Jumat
(21/6) tepat pukul 22.00 di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian,
Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Harga Premium menjadi Rp 6.500 per liter. Solar menjadi Rp 5.500 per liter. Mulai berlaku serentak di seluruh Indonesia pada Sabtu (22/6) pukul 00.00 WIB," ujarnya di Kemenko, Jakarta, Jumat (21/6).
Kenaikan harga BBM ini membuat kondisi perekonomian bergejolak. Bahkan, jauh sebelum pengumuman resmi, beberapa sektor sudah mulai menunjukkan tanda-tanda terkena dampak buruk dari kenaikan harga BBM. Salah satunya harga pangan yang mulai merangkak naik.
Beberapa sektor terkena dampak negatif dari kebijakan ini. Namun, ada beberapa sektor yang tidak terlalu terpengaruh dan tidak mengalami dampak negatif dari kebijakan kenaikan harga BBM. Berikut sektor-sektor yang dinilai tak terkena dampak negatif kenaikan BBM.
"Harga Premium menjadi Rp 6.500 per liter. Solar menjadi Rp 5.500 per liter. Mulai berlaku serentak di seluruh Indonesia pada Sabtu (22/6) pukul 00.00 WIB," ujarnya di Kemenko, Jakarta, Jumat (21/6).
Kenaikan harga BBM ini membuat kondisi perekonomian bergejolak. Bahkan, jauh sebelum pengumuman resmi, beberapa sektor sudah mulai menunjukkan tanda-tanda terkena dampak buruk dari kenaikan harga BBM. Salah satunya harga pangan yang mulai merangkak naik.
Beberapa sektor terkena dampak negatif dari kebijakan ini. Namun, ada beberapa sektor yang tidak terlalu terpengaruh dan tidak mengalami dampak negatif dari kebijakan kenaikan harga BBM. Berikut sektor-sektor yang dinilai tak terkena dampak negatif kenaikan BBM.
1. Pasar modal
Kenaikan harga BBM bersubsidi justru berdampak positif pada kinerja
pasar modal di tengah kondisi lesunya ekonomi dunia saat ini. Investor
lebih mendapat kepastian.
"Kenaikan BBM positif untuk pasar modal," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (19/6).
BEI memang menunggu kepastian kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, justru berdampak negatif pada perdagangan saham di lantai bursa.
"Berlarutnya kenaikan harga BBM ini dapat mendorong adanya kekhawatiran dari pelaku pasar," jelas dia.
- See more at:
http://www.atjehpost.com/meukat_read/2013/06/23/56628/17/7/5-Sektor-bisnis-yang-tak-terpengaruh-dampak-negatif-kenaikan-BBM#sthash.SleSuTsH.dpuf"Kenaikan BBM positif untuk pasar modal," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (19/6).
BEI memang menunggu kepastian kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, justru berdampak negatif pada perdagangan saham di lantai bursa.
"Berlarutnya kenaikan harga BBM ini dapat mendorong adanya kekhawatiran dari pelaku pasar," jelas dia.
2. Ritel dan pusat belanja
Asosiasi Pusat Belanja Indonesia (APBI) menyatakan kenaikan harga BBM
dipastikan tidak akan mengurangi pangsa pasar bagi pusat perbelanjaan
dan pedagang ritel. Pasalnya, saat ini pusat perbelanjaan merupakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat.
"Kan di awal tahun sudah ada kenaikan TDL, itu juga tidak menurunkan pengunjung, malah pengunjung semakin bertambah. Kenaikan BBM ini juga palingan tidak akan penurunan yang tajam," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, tingginya minat pengunjung membantu pengusaha pusat perbelanjaan dalam pengelolaan bisnisnya. Sebab, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk memperbaiki sektor infrastruktur yang dimilikinya.
"Kan di awal tahun sudah ada kenaikan TDL, itu juga tidak menurunkan pengunjung, malah pengunjung semakin bertambah. Kenaikan BBM ini juga palingan tidak akan penurunan yang tajam," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, tingginya minat pengunjung membantu pengusaha pusat perbelanjaan dalam pengelolaan bisnisnya. Sebab, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk memperbaiki sektor infrastruktur yang dimilikinya.
3. Properti
Manajemen PT Intiland Development Tbk (DILD) menyatakan kenaikan BBM
tidak berpengaruh besar pada kinerja perseroan ke depan. Menurut
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD, Archied Noto Pradoni,
selain kenaikan BBM, perseroan juga tidak khawatir dengan kenaikan suku
bunga acuan BI.
Alasannya, sektor properti bergerak membidik pangsa pasar kelas menengah yang saat ini cukup kuat akan tekanan kondisi ekonomi dalam negeri.
"Kenaikan BBM hanya berdampak short time saja sehingga tidak terlalu berpengaruh," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Intiland Tower, Jakarta, Selasa (18/6).
Menurut Archied, masyarakat sudah mengetahui akan adanya kenaikan BBM dan BI Rate sehingga hal ini sudah diantisipasi baik oleh konsumen maupun pelaku usaha. Sedangan kenaikan harga penjualan, perseroan sudah rutin menaikkan harga setiap tahunnya.
Alasannya, sektor properti bergerak membidik pangsa pasar kelas menengah yang saat ini cukup kuat akan tekanan kondisi ekonomi dalam negeri.
"Kenaikan BBM hanya berdampak short time saja sehingga tidak terlalu berpengaruh," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Intiland Tower, Jakarta, Selasa (18/6).
Menurut Archied, masyarakat sudah mengetahui akan adanya kenaikan BBM dan BI Rate sehingga hal ini sudah diantisipasi baik oleh konsumen maupun pelaku usaha. Sedangan kenaikan harga penjualan, perseroan sudah rutin menaikkan harga setiap tahunnya.
4. Industri
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, kenaikan harga BBM
bersubsidi tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja industri. Hanya
sedikit pengaruhnya ke distribusi, namun bisa dikendalikan.
Dari simulasi Kemenperin, kenaikan ongkos produksi akibat kenaikan BBM bersubsidi tidak sampai 2 persen dalam biaya distribusi. Kenaikan pun diperkirakan tidak akan lama.
"Sudah kita hitung palingan kenaikan hanya kira-kira 1,2 persen. Ini kenaikan memang ada dalam 2-3 minggu dan hanya sementara tapi nanti akan turun lagi," ujarnya usai acara Kadin di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (18/6). Menurut Hidayat, kenaikan BBM hanya berdampak kecil terhadap biaya produksi.
Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengaku kenaikan BBM subsidi tidak mempengaruhi kinerja operasional perseroan. Pasalnya, perusahaan ini mengaku sejak lama menggunakan BBM industri sesuai harga pasar dunia.
"Kami optimis tidak akan mengurangi produksi tekstil dan garmen walaupun BBM naik," ujar Direktur Utama SRIL, Iwan Setiawan saat konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dari simulasi Kemenperin, kenaikan ongkos produksi akibat kenaikan BBM bersubsidi tidak sampai 2 persen dalam biaya distribusi. Kenaikan pun diperkirakan tidak akan lama.
"Sudah kita hitung palingan kenaikan hanya kira-kira 1,2 persen. Ini kenaikan memang ada dalam 2-3 minggu dan hanya sementara tapi nanti akan turun lagi," ujarnya usai acara Kadin di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (18/6). Menurut Hidayat, kenaikan BBM hanya berdampak kecil terhadap biaya produksi.
Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengaku kenaikan BBM subsidi tidak mempengaruhi kinerja operasional perseroan. Pasalnya, perusahaan ini mengaku sejak lama menggunakan BBM industri sesuai harga pasar dunia.
"Kami optimis tidak akan mengurangi produksi tekstil dan garmen walaupun BBM naik," ujar Direktur Utama SRIL, Iwan Setiawan saat konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu.
5. Transportasi
Kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi tentunya berdampak buruk
di berbagai sektor. Namun, nyatanya tidak semua sektor mengalami
kerugian pasca kenaikan BBM.
Perusahaan transportasi PT Eka Sar Lorena Transport Tbk menilai kenaikan BBM malah memberikan dampak positif bagi perusahaannya. Sebab, pasca kenaikan harga BBM masyarakat diprediksi akan beralih ke angkutan umum.
Perusahaan transportasi PT Eka Sar Lorena Transport Tbk menilai kenaikan BBM malah memberikan dampak positif bagi perusahaannya. Sebab, pasca kenaikan harga BBM masyarakat diprediksi akan beralih ke angkutan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar