Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar mata uang rupiah yang
ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat
sebesar 60 poin menjadi Rp9.920 dibanding posisi sebelumnya Rp9.980 per
dolar AS, menyusul penjagaan BI di pasar uang.
"Rupiah menguat terhadap dolar AS dalam penjagaan BI pagi ini," kata
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin. Ia menambahkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang sudah terealisasi naik diperkirakan juga turut membantu. Meski demikian, kebijakan itu menjadi kehilangan momentum, ditambah isu global yang negatif begitu kuat.
Sementara itu, Kepala Riset trust Securities, Reza Priyambada mengatakan terdapat beberapa sentimen positif bagi rupiah yakni salah satunya dari penguatan nilai tukar yuan menaikkan tingkat referensi antar valuta asing.
Selain itu, lanjut dia, adanya intervensi dari Bank Indonesia, serta rencana antisipasi Pemerintah terhadap suplai bahan kebutuhan pokok untuk kendalikan inflasi dan perkiraan membaiknya ekonomi Indonesia pada 2014.
"Meski demikian, pergerakan nilai tukar rupiah masih memiliki ruang bergerak melemah seiring dengan aksi pelaku pasar yang masih beralih ke dolar AS menyusul dengan rencana pengurangan stimulus The Fed," katanya.
Meskipun Pemerintah telah menaikkan suku bunga acuan dan FASBI untuk mengendalikan laju pelemahan rupiah, namun sepertinya tidak banyak berpengaruh karena pelaku pasar lebih mengkhawatirkan efek samping selanjutnya dari hasil keputusan The Fed itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar