PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Harga emas tergelincir pada perdagangan hari Jumlat karena
terbebani oleh data tenaga kerja AS yang membaik. Tetapi jika dilihat secara
mingguan, harga emas masih menunjukkan kenaikan.
Mengutip CNBC, Sabtu (2/2/2019), harga emas di pasar spot merosot 0,23
persen menjadi USD 1.317,56 per ons, setelah mencapai puncak tertinggi dalam
sembilan bulan di angka USD 1.326,30 per ons pada Kamis. Sedangkan harga emas
berjangka AS turun USD 3,10 menjadi USD 1.322,10 per ons.
"Penurunan harga emas saat ini disebabkan oleh kombinasi sentimen
soal laporan penggajian yang sangat kokoh serta data manufaktur AS yang
kuat," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia di BMO.
"Emas memiliki kinerja yang baik minggu ini, melonjak di atas USD
1.300, jadi ada juga pengaruh dari aksi ambil untung di sini." tambah dia.
Para analis memperkirakan prospek harga emas secara menyeluruh masih akan tetap
positif pada tahun ini.
Harga emas telah naik hampir 14 persen setelah menyentuh level
terendah dalam satu setengah tahun pada Agustus 2018 lalu. kenaikan harga emas
ini di tengah situasi pasar saham yang bergejolak dan harapan akan penghentian
siklus kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. PT Bestprofit
"Komentar Gubernur The Fed yang menegaskan kembali bahwa tidak
akan ada kenaikan suku bunga (segera) akan membuat emas naik," kata Miguel
Perez-Santalla, wakil presiden Heraeus Metal Management di New York.
Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve
(the Fed) mempertahankan suku bunga acuan usai melakukan pertemuan dalam dua.
Suku bunga the Fed pun tetap di posisi 2,25-2,5 persen. The Federal Reserve
juga akan bersabar untuk menaikkan bunga pinjaman. Akan tetapi, siklus
pengetatan yang dimulai pada 2015 mungkin telah berakhir.
Meningkatnya ketidakpastian tentang prospek ekonomi Amerika Serikat
(AS), pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell menilai, untuk menaikkan suku
bunga kemungkinan melemah. Bank sentral AS pun menurunkan ekspektasi sebelumnya
untuk pengetatan lebih jauh.
Sikap the Fed juga lebih dovish atau tidak terlalu agresif untuk
pelepasan aset. The Fed juga siap menyesuaikan rencananya berdasarkan
perkembangan ekonomi dan keuangan. Best Profit
Kepada wartawan, Powell menuturkan, bank sentral mungkin berhenti akan
memangkas neraca USD 4,1 triliun lebih cepat. Pihaknya akan tinggalkan lebih
banyak aset dari pada yang diperkirakan sebelumnya.
"Situasi sekarang membutuhkan kesabaran (ini prospek kenaikan
suku bunga lebih lanjut-red). Saya pikir itu hal yang benar dan saya merasa
sangat kuat," ujar dia, seperti dikutip dari laman Aljazeera, Kamis
(31/1/2019).
Secara keseluruhan, pengumuman neraca dan penyesuaian suku bunga
dimaksudkan untuk menyampaikan fleksibilitas maksimum dari bank sentral yang
dihantam dalam beberapa pekan terakhir oleh volatilitas pasar keuangan,
tanda-tanda perlambatan ekonomi global dan penutupan sebagian pemerintah AS
yang menganggu perekonomian.
"Ini berubah 180 derajat dari apa yang disiarkan oleh the Fed
beberapa bulan lalu," ujar Kepala Ekonom Allianz, Mohammed El-Erian. PT Best Profit
Usai pernyataan the Federal reserve, bursa saham AS menguat dengan
indeks saham S&P 500 naik 1,5 persen. Sedangkan dolar AS dan imbal hasil
obligasi jangka pendek turun karena investor mengukur kemungkinan kenaikan suku
bunga lebih rendah dalam waktu dekat.
Pasar berharap suku bunga akan turun lagi. Kenaikan suku bunga
diperkirakan hanya sekali pada 2019 dari perkiraan sebelumnya empat kali. Bank
sentral AS juga menyatakan kelanjutan pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan masih
kemungkinan yang paling besar untuk mempengaruhi.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar