PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Pekan lalu harga emas tergelincir karena ekonomi Amerika
Serikat (AS) yang positif. Harga emas masih belum bisa mnemebus US 1.300 per
ounce, dan sentimen negatif diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa
waktu ke depan.
"Ketidakmampuan emas untuk menembus USD 1.300 adalah tanda bahwa
pasar benar-benar rapuh, dan saya pikir para investor harus berekspektasi
melihat harga emas yang merosot dalam jangka dekat," ujar Fawad Razaqzada,
analis teknis di City Index, seperti dilaporkan Kitco.
Dari sudut geopolitik, harga emas tetap tak bisa meningkat meski
Presiden AS Donald Trump kembali melanjutkan perang dagang. Kondisi
perekonomian AS yang membaik pun membuat dolar masih laku sebagai pilihan
investasi.
Kepala penelitian di London Capital Group, Jasper Lawler, menyebut saat
ini dolas AS dan surat-surat berharga sedang dalam posisi unggul. Ia berkata
satu jalan untuk harga emas agar membaik adalah pelemahan ekonomi AS. PT Bestprofit
Perihal ekonomi AS, sebagian ekonom percaya hanya tinggal tunggu waktu
hingga perang dagang melemahkan ekonomi Negeri Paman Sam, belum lagi ada
masalah embargo minyak Iran. Lebih lanjut, ekonom di IHS Markit memperkirakan
GDP AS akan melemah di kuartal II menjadi 2,7 persen.
"Pengumuman pertambahan tarif yang belakangan ini diumumkan AS
dan China akan mengurangi pertumbuhan, bahkan makin parah bila perang dagang
makin intens.
Sementara, eskalasi ketegangan militer di Semenanjung Persia bisa
menambah harga minyak, yang dapat memberi konsekuensi negatif ke pertumbuhan
global. Meningkatnya ancaman-ancaman politik dan kebijakan berarti adanya
rebound di pertumbuhan global hanya akan berlangsung singkat," demikian
pernyataan analis IHS Markit. Best Profit
Masalah geopolitik itulah yang membuat masih ada peluang bagi emas.
Presiden Blue Line Futures, Bill Baruch, mengakui emas memang sedang loyo,
tetapi ia masih optimistis dan mengajak para investor untuk tidak hengkang dari
pasar emas.
"Saya tidak tergesa-gesa untuk membeli emas pada level ini,
tetapi saya juga tak melihat alasan bagi para investor untuk menjual,"
ujarnya. Harga emas berjangka merosot ke
level terendah dalam lebih dari dua minggu. Bahkan selama sepekan, harga emas
tertekan di tengah dolar AS sedikit menguat dan lonjakan sentimen konsumen AS.
Harga emas untuk pengiriman Juni di divsi Comex melemah USD 10,50 atau
0,8 persen ke posisi USD 1.275,70 per ounce. Harga menandai penyelesaian
kontrak paling aktif sejak 2 Mei, berdasarkan data FactSet. Penurunan membuat harga emas untuk kontrak
teraktif merosot 0,9 persen pada pekan ini. PT Best Profit
"Nada berisiko tidak memberikan tawaran kuat untuk emas pada
Jumat pekan ini. Hal itu terutama disebabkan oleh kekuatan keseluruhan yang
dilihat dari data AS pekan ini dan pandangan optimis yang dilihat pada
perusahaan," ujar Analis Senior Oanda, Edward Moya, seperti dikutip dari
laman Marketwatch, Sabtu, 18 Mei 2019.
Harga emas sedikit menemukan daya tarik setelah bursa saham AS melemah
pada awal perdagangan. Ini terjadi usai China melemparkan keraguan mengenai
kemungkinan kesepakatan dapat tercapai segera. Pemerintah China mengirim sinyal
jelas ke pada Kamis dan Jumat kalau enggan untuk melanjutkan pembicaraan
perdagangan dengan AS.
Juru bicara Kementerian Perdagangan menyebutkan langkah pemerintah AS
menaikkan tarif pekan lalu dan ancaman tarif impor tambahan produk China
sekitar USD 300 miliar per tahun tidak tersentuh oleh bea baru, "perilaku
bullying" yang telah hasilkan kemunduran negosiasi yang parah.
Namun, Moya menuturkan, keyakinan masih tetap kalau kedua belah pihak
pada akhirnya akan menguraikan kesepakatan.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar