Lahan Pertanian di Kota Bandung
Jika dilihat perkembangannya, kondisi lahan pertanian di Bandung memang tidak terlalu memprihatinkan. Namun, hal tersebut bukan berarti membuat Kota Bandung aman akan pangan yang tersedia. Salah satu lahan pertanian di Bandung yang kini masih dapat dilihat adalah lahan pertanian di kawasan Gede Bage Bandung.
Seperti yang sudah banyak diketahui, lahan pertanian di kawasan Gede Bage Bandung memang masih berjalan hingga sekarang. Namun, keadaan tersebut tidak serta merta dapat memenuhi kebutuhan pahan warga Bandung yang jumlahnya sekitar 2,5 juta jiwa. Hal ini dikarenakan, lahan pertanian di Bandung sendiri masih sangat kurang jumlahnya.
Meskipun terus berjalan dan tetap menghasilkan hasil panen, salah satu lahan pertanian di Bandung ini masih dirasa kurang memenuhi kebutuhan pangan warga kota kembang tersebut. Lahan pertanian yang sempit menjadi penyebab utama tidak bisanya lahan pertanian di Kota Bandung memenuhi kebutuhan semua warganya. Ditambah lagi dengan tidak menentunya harga gabah dan pupuk yang dirasa tinggi oleh para petani sekitar.
Banyak faktor, penyempitan lahan pertanian di Bandung ini terjadi, salah satunya adalah pembangunan perumahan. Bahkan tercatat, setiap tahunnya, lahan pertanian di Kota Bandung terus mengalami penyusutan. Beberapa lahan pertanian pun ada yang mengalami pengalihfungsian.
Berangkat dari permasalahan inilah Walikota Bandung, Ridwan Kamil mengusung gerakan satu hari tanpa nasi atau One Day No Rice tersebut. Tujuannya adalah selain untuk menekan import beras, gerakan satu hari tanpa nasi ini juga untuk menggalakkan pangan alternatif dan mensiasati kebutuhan pangan, khususnya beras di Kota Bandung.
Gerakkan Satu Hari Tanpa Nasi di Kota Bandung
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Bandung menetapkan Hari Senin sebagai hari yang tepat untuk menjalankan program terbarunya, yaitu One Day No Rice atau satu hari tanpa nasi. Gerakan satu hari tanpa nasi ini dirancang untuk menekan import beras dan juga menggalakan pangan alternatif kepada warga Bandung yang selama ini selalu mengonsumsi nasi setiap harinya.
Gerakkan satu hari tanpa nasi ini sebenarnya merupakan program atau arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Program dari Pemerintah Provinsi ini dinilai baik dan bermanfaat, sehingga walikota Ridwan Kamil selaku pemerintah kota mendukung program tersebut.
Dukungan tersebut kemudian direalisasikan oleh Ridwan Kamil dengan memilih Hari Senin sebagai hari dimana warga Bandung dihimbau untuk mengurangi mengonsumsi nasi dan beralih pada pangan alternatif lainnya. Alasan dipilihnya Hari Senin sebagai waktu pelaksanaan One Day No Rice ini adalah untuk membantu dan memfasilitasi bagi warga muslim untuk melaksanakan ibadah sunnah, yaitu Shaum Senin-Kamis.
Dengan adanya program tersebut, warga Bandung diminta untuk memanfaatkan pangan lain, seperti singkong, ubi, jagung, atau sumber karbohidrat lainnya untuk dikonsumsi pada One Day No Rice tersebut. Pemkot Bandung juga menghimbau untuk para pengelola atau pengusaha kuliner untuk menyiapkan pengganti nasi (sumber karbohidrat) pada menunya setiap Hari Senin.
Adapun alternatif lain yang bisa menjadi pengganti nasi, pemerintah Kota Bandung mengenalkan beras singkong atau rasi yang harganya sekitar Rp 5000 per kilogram.