Visualisasi nilai-nilai sejarah Konferensi Asia Afrika adalah sebuah tantangan bagi Sembilan Matahari; terutama dalam menyampaikannya melalui inovasi media-media baru. Gedung Merdeka yang merupakan bagian penting dari sejarah Konferensi Asia Afrika, akan menjadi lakon utama yang bercerita mengenai perjalanan sejarah yang telah disaksikannya.
Gagasan Konferensi Asia Afrika di tahun 1955 berhasil membawa perubahan revolusioner dalam peta politik dan budaya sosial secara global. Sifat dan kreasi audio visual pun berevolusi seiring dengan eksplorasi teknologi yang dapat diimplementasikan ke berbagai bidang, tidak terkecuali pendidikan sejarah dan pengembangan museum.
Museum sebagai sarana pendokumentasian sejarah kini beradaptasi dengan perkembangan zaman; tak lagi hanya terpatok pada catatan sejarah yang tertulis tetapi juga visualisasi dari catatan tersebut. Di sini lah peran teknologi menjadi penting, yaitu sebagai penerjemah catatan-catatan sejarah menjadi rangkaian visualisasi yang tak hanya informatif, tetapi juga menghibur dan inspiratif.
Karya video mapping Sembilan Matahari dikenal sebagai karya yang sarat dengan pesan masyarakat. Dalam pertunjukannya di Gedung Merdeka kali ini, Sembilan Matahari akan mengajak masyarakat untuk kembali menyalakan “Semangat Bandung” (nilai-nilai yang terangkum dari Dasa Sila Bandung 1955), yaitu: Menghormati Kebebasan dan Hak Azasi Manusia, Perbedaan, dan Penyelesaian Konflik secara Damai.
Kolaborator yang digandeng Sembilan Matahari dalam video mapping “1955: The New Asia and Africa” kali ini adalah studio visual effect dan animasi 3D yang didirikan oleh anak-anak muda penggiat industri kreatif, yaitu Anamorphic, Kampung Monster, S/VFX, dan Ayena Studio.
Sembilan Matahari telah sukses membuat gedung-gedung bersejarah di Indonesia menjadi “hidup” dan “bercerita”, beberapa diantaranya adalah Museum Fatahillah, Gedung Sate, Museum Batik Pekalongan, dan Museum Nasional. Sembilan Matahari adalah studio kreatif lintas disiplin yang berbasis di kota Bandung, dikenal melalui karya-karya yang memadukan teknologi, estetika, dan keunikan teknik penceritaan.
Pengakuan publik nasional dan internasional diterima oleh Sembilan Matahari ketika mengharumkan nama Indonesia melalui keikutsertaannya dalam ajang festival-festival bergengsi dunia. Penghargaan yang diterima Sembilan Matahari diantaranya, Official Selection di Mapping Festival Geneva 2013, 1st winner di Zushi Media Art Festival Jepang 2013, 1st winner di Moscow International Festival Circle of Light 2014, dan Bronze medal di Citra Pariwara 2014 untuk kategori non-conventional media dalam merancang kampanye tentang sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar