Setelah abu nawas
meninggal dunia, salah satu sahabat terdekat abu nawas bermimpi bertemu abu
nawas. Dalam mimpinya abu nawas terlihat dengan wajah berseri dengan pakaian
rapi dan harum. Sahabat abu nawas pun menegurnya
” heh.. Abu nawas!
mau kemana engkau pergi?”
“Aku mau pergi ke
surga,, ” jawab
abu nawas.
Sahabatnya pun heran, karena pada masa
hidupnya abu nawas terkenal dengan dengan sifatnya yang suka mabuk2an dan
bermain wanita.
“Surga??” Tanya sahabatnya
heran.
“Iya surga, ternyata
Allah mengampuni semua dosa-dosaku..”
“Amalan apa yang kamu
lakukan? sehingga
membuat Allah bisa mengampuni smua dosa2mu?”
Sahabat abu nawas mulai penasaran.
“Kamu ingin tahu?
Datanglah kerumahku, dibawah kasur yang biasa aku pakai untuk tidur, dibawahnya
terdapat lembaran-lembaran syairq yang tiap malam aku baca..” Jawab abu nawas.
Seketika itu
bangunlah sahabat abu nawas. Paginya sahabatnya mulai penasaran, dia mendatangi
rumah abu nawas, menceritakan mimpinya semalam dan meminta ijin kepada istrinya
untuk melihat dibawah kasur abu nawas. Ketika membuka terkejutlah ketika
menemukan lembaran-lembaran syair abu nawas tentang tobat, istrinya pun juga
tak mengetahuinya. Salah satu bunyi syair tersebut :
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa
laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli
surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa
innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan
ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Jika kita amati cukup
unik doa abu nawas, masuk surga katanya ga layak karena dosanya yang terlalu
besar, masuk neraka pun tak kuat akan siksanya,,jika kita mau sedikit merenung
inti dari syair tersebut adalah “kerendahan hati”
Kerendahan hati abu nawas menjauhkan dari sifat “kesombongan”. Sadar atau tidak sadar manusia ketika sedikit mendapat ilmu timbul rasa sombong, merasa dirinya paling mendapat hidayah mulai mengkafirkan sesama, merasa dirinya paling mengerti akan dosa, merasa dirinya yang masuk surga (akhirnya bikin bom bunuh diri) kita pasti lupa siapa umar bin khotob sebelum masuk islam?? Apakah beliau lebih mulia dari kita??. Kita tidak akan pernah tau masa depan, orang buruk bisa menjadi dan orang baik bisa menjadi buruk. Kunci mengendalikan kesombongan adalah kerendahan hati merasa diri kita paling bodoh dan tak pantas masuk surga.. Berikut ini adalah syair lengkapnya
Kerendahan hati abu nawas menjauhkan dari sifat “kesombongan”. Sadar atau tidak sadar manusia ketika sedikit mendapat ilmu timbul rasa sombong, merasa dirinya paling mendapat hidayah mulai mengkafirkan sesama, merasa dirinya paling mengerti akan dosa, merasa dirinya yang masuk surga (akhirnya bikin bom bunuh diri) kita pasti lupa siapa umar bin khotob sebelum masuk islam?? Apakah beliau lebih mulia dari kita??. Kita tidak akan pernah tau masa depan, orang buruk bisa menjadi dan orang baik bisa menjadi buruk. Kunci mengendalikan kesombongan adalah kerendahan hati merasa diri kita paling bodoh dan tak pantas masuk surga.. Berikut ini adalah syair lengkapnya
الجَحِيْمِعَلىَ النَّارِ قْوَى وَلاَ أَ # أَهْلاً لِلْفِرْدَوْسِ لَسْتُ إِلهِي
Ilaahii
lastu lil firdausi ahlaan # wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam
neraka.
العَظِيْمِ الذَّنْبِ غَافِرُ فَإِنَّكَ # نُوْبيِذُ وَاغْفِرْ تَوْبَةً ليِ فَهَبْ
العَظِيْمِ الذَّنْبِ غَافِرُ فَإِنَّكَ # نُوْبيِذُ وَاغْفِرْ تَوْبَةً ليِ فَهَبْ
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii # fa innaka
ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar
يَاذَاالجَلاَل بَةً تَوْليِ فَهَبْ # الرّمَالِ أَعْدَادٍ مِثْلُ ذُنُوْبيِ
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar
يَاذَاالجَلاَل بَةً تَوْليِ فَهَبْ # الرّمَالِ أَعْدَادٍ مِثْلُ ذُنُوْبيِ
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali # fa hablii taubatan yaa
dzaaljalaali
Dosaku bagaikan
bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.
احْتِمَالِيكَيفَ زَائِدٌ وَذنْبِي # يَوْمٍ كُلِّ يَوْمٍ نَاقِصٌ وَعُمْرِي
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi # wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi # wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku
menanggungnya.
دَعَاكَ وَقَدْ بِالذُّنُوْبِ مُقِرًّا # أَتَاكَ العَاصِي عَبْدُكَ إِلهِي
دَعَاكَ وَقَدْ بِالذُّنُوْبِ مُقِرًّا # أَتَاكَ العَاصِي عَبْدُكَ إِلهِي
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka # muqirran bidzdzunuubi wa
qad da'aaka
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu ‘ dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu.
سِوَاكَ تَ نَرْجُو فَمَنْ تَطْرُدْ فَإِنْ # أَهْلٌ لِذَا فَأَنْتَ غْفِرْفَإِنْ
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu ‘ dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu.
سِوَاكَ تَ نَرْجُو فَمَنْ تَطْرُدْ فَإِنْ # أَهْلٌ لِذَا فَأَنْتَ غْفِرْفَإِنْ
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun # fa in tathrud faman
narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun. Jika Engkau menolak,
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun. Jika Engkau menolak,
kepada siapakah
lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar