Abu Mohamad al-Golano dalam pesan radio yang dikutip Reuters, Senin, 29 September, mendesak negara-negara Eropa dan warga AS untuk mengutuk serangan terhadap ISIS, jika mereka tidak ingin terlibat dalam perang.
"Umat muslim tidak akan hanya menonton, sementara anak-anak mereka dibombardir. Pemimpin kalian tidak akan menjadi satu-satunya yang harus membayar harga perang ini. Anda akan membayar biaya termahal," ujar al-Golano.
AS telah memulai serangan udara atas ISIS di Irak sejak 8 Agustus, serta memperluasnya ke Suriah pada 23 September. Washington mengatakan serangan di Suriah turut melibatkan negara-negara regional, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Sebelumnya an-Nusra yang berusaha menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah bashar al-Assad, juga berperang dengan ISIS. Walau keduanya berasal dari al-Qaeda, namun ISIS mendeklarasikan kekhalifahan Islam.
Militan an-Nusra dalam sepekan terakhir mengatakan tengah mempertimbangkan rekonsiliasi, walau artinya harus membubarkan kelompok mereka dan bergabung dengan ISIS.
Kini al-Golano berusaha memicu konflik sektarian dengan menyerukan kelompok pemberontak Suriah serta umat muslim Sunni di Libanon dan negara lainnya turut mendukung ISIS.
Obama
Presiden AS Barack Obama mengakui bahwa intelijen AS telah menganggap remeh ancaman militan di Suriah. Pada wawancara televisi, Obama menyebut al-Qaeda telah dikalahkan di Irak oleh pasukan AS dan suku-suku Sunni.
Tapi mereka mengambil keuntungan dari krisis politik yang terjadi di Suriah dengan mendirikan ISIS. Namun Obama tidak menyinggung tentang dukungan AS dan Eropa terhadap kelompok-kelompok militan di Suriah.
Sebelumnya AS telah diperingatkan bahwa dukungan mereka dengan pemberian dan dan senjata kepada pemberontak Suriah, akan jatuh ke tangan kelompok-kelompok radikal. Walau dibantah oleh AS, namun keberadaan ISIS saat ini memperlemah bantahan itu.
Pengakuan Obama mengenai intelijen AS meremehkan kekuatan ISIS, terkait dengan pertempuran besar yang terjadi di sebelah barat ibukota Baghdad. Pasukan pemerintah Irak disebut dapat menahan serangan dibantu dengan serangan udara AS.
Namun ISIS belum berhasil didorong mundur dan tinggal berjarak kurang dari 10 Km dari Baghdad. Pada wawancara di CBS, Obama mengakui bahwa bagian dari solusi mengalahkan ISIS adalah dengan kekuatan militer serta solusi politik.
Obama juga mengakui bahwa AS juga terlalu tinggi menilai kemampuan dan keinginan kelompok pemberontak moderat Suriah, yang sebelumnya disebut akan mendapat pelatihan dan bantuan persenjataan dari AS untuk melawan ISIS.
Para pengamat sebelumnya telah memperingatkan AS akan bahaya kekacauan yang dapat terjadi, jika Barat tetap bersikeras ingin menggulingkan pemerintahan Assad di Suriah. Kekosongan pemerintahan akan semakin memperkuat militan ISIS.