PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Harga emas dunia kembali terangkat setelah mencatatkan
penurunan pada akhir pekan lalu. Harga emas berhasil reli tersengat pelemahan
dolar Amerika Serikat (AS) dan menjelang pernyataan Gubernur The Fed, Jerome
Powell di kongres pekan ini.
Mengutip Reuters, Selasa (27/2/2018), harga emas di pasar spot menguat
0,2 persen menjadi US$ 1.331,01 per ounce. Harga emas berjangka untuk kontrak
pengiriman April mengalami kenaikan US$ 2,50 atau 0,2 persen ke angka US$
1.332,80 per ounce. Bestprofit
Sementara harga perak ikut terkerek naik 0,2 persen ke US$ 16,57 per
ounce, dan platinum menguat 0,1 persen pada harga US$ 997,20 per ounce. Penurunan
indeks dolar AS terhadap mata uang utama berhasil mengangkat harga emas setelah
tersungkur menuju penurunan mingguan terbesar dalam dua bulan. PT Bestprofit
"Yang mempengaruhi harga emas adalah dolar AS. Untuk bisa
menembus harga emas ke level US$ 1.360-US$ 1.375, butuh permintaan dari
investor ritel AS," kata Analis Standard Chartered, Suki Cooper. PT Best Profit
Investor menilai bahwa Powell konsisten dengan kebijakan moneter di AS
sehingga dolar AS terseret ke bawah. The Fed melihat pertumbuhan ekonomi akan
tetap stabil dan tidak melihat adanya risiko yang mungkin menghentikan laju
kenaikan suku bunga yang direncanakan.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS. Apalagi Gubernur
Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris juga akan mengeluarkan pernyataan
pekan ini. Peningkatan harga emas ini juga ditopang kenaikan permintaan dari
China setelah libur Imlek.
Harga emas diperkirakan akan terus mengalami penguatan pada
perdagangan pekan ini seiring dengan tren pelemahan nilai tukar dolar Amerika
Serikat (AS). Harga emas menemukan momentum baru pada pekan lalu karena nilai
tukar dolar AS tidak mampu menembus angka resistance dan kemudian terdorong ke
level terendah dalam tiga tahun.
Menurut beberapa analis, pelemahan dolar AS menjadi tenaga yang paling
signifikan bagi harga emas. Pada penutupan pekan lalu, harga emas berjangka
berada di angka US$ 1.355 per ounce, naik 3 persen jika dibandingkan dengan
pekan sebelumnya. Merupakan presentase kenaikan yang terbaik dalam dua tahun.
"Dengan adanya ketidakpastian atau bisa disebut pelemahan nilai
tukar dolar AS maka sudah pasti orang akan menyukai emas," jelas Neil
Mellor, analis senior BNY Mellon, dikutip dari Kitco, Senin (19/2/2018).
Mellor melanjutkan sebenarnya ada sentimen negatif pada dolar AS
setelah Kongres AS menyetujui adanya aksi pemotongan pajak perusahaan maupun
pribadi Dengan adanya pengurangan pajak
tersebut besar kemungkinan defisit anggaran pemerintah semakin besar sehingga
memberikan beban kepada nilai tukar dolar AS.
"Sekarang bertambah dengan adanya ancaman inflasi naik dan
ekonomi melambat," tambah dia.
Analis FXTM Jameel Ahmad melanjutkan, ke depan fokus pelaku pasar
beradadi kebijakan di wilayah Eropa. Ada kemungkinan kebijakan bank sentral
yang agresif sehingga berpengaruh kepada harga emas.
Namun ternyata tidak semua analis memberikan pandangan yang positif
kepada harga emas. "kenaikan harga emas sudah terlalu tinggi dan
kemungkinan sudah overbought," kata Colin Cieszynski, kepala analis SIA
Wealth Management.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar