PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Harga emas mampu menguat selama tiga minggu berturut-turut
di tengah penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Akan tetapi, banyak analis
mengingatkan investor untuk abaikan volatilitas jangka pendek.
Ini karena dolar AS dan fokus tren jangka pendek yang menguat usai the
Federal Reserve atau bank sentral AS berubah secara jelas menjadi dovish atau
kurang agresif, menurunkan pertumbuhan dan harapan suku bunga pada 2019.
Optimisme tetap kuat di pasar emas meski emas hanya mampu
mempertahankan kenaikan selama sepekan. Harga emas berjangka untuk pengiriman
April naik 0,73 persen menjadi USD 1.312,40. Adapun indeks dolar AS menguat
telah bebani pergerakan harga emas.
Pada akhir minggu, dolar AS cenderung tidak berubah usai alami
penurunan hampir satu persen usai bank sentral AS menyatakan tidak ada kenaikan
suku bunga pada 2019. Hal ini berbeda dari harapan pada Desember 2018 yang
memperkirakan kemungkinan suku bunga acuan the Federal Reserve naik dua kali. Best Profit
Pada saat sama, bank sentral juga menurunkan perkiraan pertumbuhannya
dengan melihat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 2,1 persen pada
2019. Angka ini turun dari perkiraan Desember sebesar 2,3 persen.
Banyak analis komoditas abaikan kekuatan dolar AS baru-baru ini. Hal
ini karena melemahnya mata uang lain. Pada Jumat pekan lalu, euro turun karena
sektor manufaktur Jermang mengecewakan. Pound Inggris juga melemah seiring
proses Britain Exit (Brexit).
“Saat ini kita berada di dunia yang tidak jelas apa yang bisa gantikan
dolar AS,” tutur Analis CMC Markets, David Madden seperti dikutip dari laman
Kitco, Senin (25/3/2019). Bestprofit
Senior Currency Strategist, Bank Of New York Mellon, Neil Mellor
menuturkan, dolar AS tetap tangguh dan emas terjebak dalam pola holding ketika
pasar menunggu dan melihat rencana bank sentral AS untuk merangsang ekonomi dan
inflasi.
"Sampai kita melihat kenaikan inflasi, emas akan berjuang untuk
mendorong lebih tinggi," tutur dia.
Sementara itu, Presiden Direktur Blue Line Futures, Bill Baruch
menuturkan, meski emas terbebani karena dolar AS lanjutkan penguatan, emas
masih menarik dalam jangka panjang. Ini lantaran imbal hasil obligasi yang
rendah. PT Best Profit
“Harga emas akan menguat dan perlu waktu untuk menguat, Anda hanya
harus bersabar. Imbal hasil obligasi rendah dalam jangka panjang menjadi
katalis untuk emas,” ujar Baruch. Ia menambahkan, langkah bank sentral AS
menghapus harapan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali juga seperti langkah
putus asa dari bank sentral AS.
"Mengapa mereka membuat gerakan dovish seperti itu? Anda harus
berpikir kalau melihat beberapa hal yang sebenarnya di luar sana. The Fed takut
dan itulah masalahnya, mengapa Anda ingin emas dalam jangka panjang,” kata dia.
Selain itu, Fund Manager Incrementum AG, Ronald Stoeferle menuturkan,
kekhawatiran resesi akan terus tumbuh. Ini menjadi hal positif untuk emas.
"Gerakan drastic oleh the Fed mengindikasikan mereka melihat sesuatu yang
buruk tersembunyi di pasar keuangan dan investor tidak dapat mengabaikan
itu," tutur dia.
Namun, Stoeferle melihat, harga emas perlu kembali didorong ke level
resistance USD 1.360 sebelum investor memburu emas. Sedangkan Baruch
menuturkan, dolar AS menguat, investor harus ambil pendekatan jangka panjang
untuk emas. Ia memilih beli untuk pengiriman Juni pada posisi USD 1.350.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar