PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Harga emas turun
dari posisi puncak tertinggi dalam tiga pekan pada penutupan perdagangan Senin
(Selasa pagi waktu Jakarta). Penekan harga emas adalah semakin positifnya
rencana pemberian stimulus fiskal di AS yang menekan daya tarik emas.
Mengutip CNBC, Selasa (13/10/2020), harga emas di pasar spot turun 0,3
persen menjadi USD 1.923,56 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak
21 September di USD 1.932,96 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS
ditutup naik 0,1 persen menjadi USD 1.928,90 per ounce.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu meminta Kongres
untuk mengesahkan RUU bantuan virus Corona. Bantuan tersebut dalam proposalnya
menggunakan dana sisa karena negosiasi tentang paket yang lebih luas mengalami
penolakan.
“Dalam stimulus ini, kita semula berbicara triliunan, satu satu hari
berubah menjadi miliaran dan mungkin di hari berikutnya akan menjadi jutaan.
Semakin kecil menjelang pemilihan,” kata kepala analis Blue Line Futures di
Chicago, Phillip Streible.
Kemungkinan pemberian atau pengucuran stimulus virus Corona di AS yang
lebih kecil membebani harga emas. Harga emas telah naik lebih dari 26 persen
sepanjang tahun ini dibantu oleh stimulus dari pemerintah dan bank sentral
global karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan
pelemahan mata uang.
Investor juga tengah mengawasi pemilihan AS yang akan berlangsung
dalam beberapa minggu ke depan, di mana wakil dari Partai Demokrat Joe Biden
dipandang lebih mungkin untuk menang.
"Harga emas akan bergerak lebih tinggi jika Biden menang karena
dia akan menghabiskan banyak uang," kata analis senior RJO Futures, Bob
Haberkorn. Segala hal ketidakjelasan menjelang pemilihan juga akan memberikan
dukungan kepada harga emas. Harga emas juga melemah karena indeks utama Wall
Street menguat, didukung oleh kenaikan saham teknologi.
Harga Emas Berpeluang Naik Pekan Ini, Tapi Tak Tinggi
Sebelumnya, setelah mengalami masa yang sulit pada pekan lalu, harga
emas diperkirakan bisa melambung pada pekan ini. Kenaikan harga emas
dipengaruhi oleh sentimen gejolak pemilu AS.
Mengutip Kitco, Senin (12/10/2020), meskipun sebagian besar analis dan
pelaku pasar memperkirakan harga emas bakal naik, tetapi belum bisa membawa
harga emas kembali di atas level USD 2.000 per ounce.
"Kami melihat beberapa
potensi kenaikan dalam jangka pendek," kata Darin Newsom, analisis Darin
Newsom. "Tetapi kami masih perlu melihat apakah momentum ini bisa
bertahan." tambah dia. Dalam survei Kitco, dari 17 analis yang
berpartisipasi, sebanyak 13 analis atau 76 persen memperkirakan harga emas
bakal naik.
Sedangkan satu analis atau 6 persen memperkirakan harga emas akan
turun dan tiga analis atau 18 persen memperkirakan harga mendatar. Ada momentum
baru kenaikan harga emas pada Jumat lalu. Pada hari itu, harga emas
diperdagangkan di level USD 1.928,80 per ounce. Angka tersebut naik 1 persen
jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Meskipun beberapa analis melihat bahwa ada ruang bagi harga emas untuk
naik, tetapi mereka tidak yakin bahwa harga emas bisa menembus di atas USD
2.000 per ounce dalam waktu dekat.
"Saya memperkirakan harga emas akan bergerak lebih tinggi minggu
ini tetapi ini benar-benar hanya kenaikan dalam jangka pendek," kata Colin
Cieszynski, kepala analis SIA Wealth Management. Cieszynski menambahkan, harga
emas membutuhkan lebih banyak stimulus untuk mencapai level tertinggi baru
sepanjang masa.
"Sepertinya bank sentral belum siap untuk memompa lebih banyak
stimulus ke pasar dan saya kira pemerintah tidak akan melakukan apa pun sampai
setelah pemilihan," tambah dia.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar