PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit Futures – Harga emas memperpanjang penurunan hingga jatuh
lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu
jakarta). Pendorong pelemahan harga emas ini adalah reli dolar AS hingga
mendekati angka tertinggi dalam dua dekade.
Mengutip CNBC, Selasa (10/5/2022), harga emas di pasar Spot turun 1,4
persen ke level USD 1.856.26 per ons pada pukul 14.00 ET. Sedangkan harga emas
berjangka AS turun 1,3 persen ke level USD 1.858,60 per ons.
"Dolar telah menguat ke angka yang lebih tinggi karena ekspektasi
Bank Sentral AS atau the Federal Reserve AS (the Fed) yang lebih agresif. Hal
ini pada gilirannya membebani emas yang tidak memberikan bunga," kata
direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.
Penguatan dolar AS membuat harga emas batangan menjadi lebih mahal
untuk pembeli dari luar negeri atau yang menggunakan mata uang lainnya. Selain
itu, Dolar AS juga dianggap sebagai instrumen safe-haven menjadi saingan dari
emas. Penguatan dolar AS melayang hingga dekat level tertinggi dalam dua
dekade.
Sementara itu, benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun mereda
setelah mencapai level tertinggi baru dalam lebih dari 3 tahun di awal sesi.
Dua sinyal dari the Fed pada hari Jumat mendorong kembali pandangan
bahwa bank sentral AS tidak mau ketinggalan kapal dalam perang melawan inflasi
yang membandel. Hal ini sudah terlihat dari keputusan untuk menaikkan suku
bunga pada Maret 2022.
Prediksi Harga Emas Pekan Ini
Harga emas gagal bertahan di atas level USD 1.900 per ons pada pekan
lalu. Hal ini karena pasar memiliki reaksi yang sangat tidak menentu terhadap
kenaikan suku bunga Fed, setengah poin pada Rabu sementara mengesampingkan
kenaikan 75-bps pada pertemuan Juni.
Harga emas turun 1,6 persen, dengan emas berjangka Comex Juni
diperdagangkan terakhir di USD 1.883,30 per ounce. Dimana The Fed memiliki
salah satu pengumuman yang paling dinanti minggu ini, dan pasar menunjukkannya,
dengan Nasdaq membalikkan semua kenaikan langsung dan anjlok 5 persen pada hari
Kamis dalam aksi jual satu hari terburuk sejak Juni 2020.
Dikutip dari Kitco.com, Senin (9/5/2022), analis pasar senior OANDA
Edward Moya mengatakan, pasar bertanya-tanya apakah The Fed telah membuat
kesalahan yaitu membuat resesi di AS tak terhindarkan.
"Wall Street sekarang percaya bahwa The Fed berada di jalur yang
ditetapkan untuk memberikan kenaikan suku bunga setengah poin selama beberapa
pertemuan berikutnya, dan kemudian Jackson Hole, mereka harus memutuskan apakah
akan melanjutkan atau mengubah arah," ujar Moya.
Moya menjelaskan, banyak pedagang berpikir bahwa Fed perlu
mempertahankan semua opsi di atas meja untuk memerangi inflasi secara agresif.
Tetapi Fed memberi sinyal bahwa mereka percaya inflasi memuncak. Ada ketakutan
mungkin Fed membuat kesalahan dan mungkin harus mengirim ekonomi ke resesi jauh
lebih cepat.
“Tidak secara aktif mempertimbangkan kenaikan 75 basis poin, bank
sentral AS telah mengunci diri dalam pengetatan yang sedikit lebih bertahap,”
kata Moya.
Reaksi pasar ini juga bisa menandakan bahwa The Fed kehilangan
kredibilitasnya, terutama setelah meremehkan inflasi sebagai peralihan tahun
lalu.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar