PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Harga emas melonjak
lebih dari 1 persen, rebound dari level terendahnya dalam hampir tiga minggu di
sesi terakhir. Pemicunya, dolar yang merosot dan pemulihan yang lambat di pasar
tenaga kerja AS.
Melansir laman Yahoofinance, Jumat (14/8/2020), harga emas di pasar
spot naik 1,5 persen menjadi USD 1.947,08 per ounce, setelah tergelincir di
bawah USD 1.900 pada hari Rabu. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,2
persen menjadi USD 1.952,10.
Klaim pengangguran AS turun di bawah satu juta minggu lalu untuk
pertama kalinya sejak pandemi pertama kali menyebar. Meskipun setidaknya 28
juta orang masih menerima cek pengangguran. Ini menunjukkan pasar tenaga kerja
yang lemah.
"Dolar telah cukup lemah ... pemulihan yang kami alami (di pasar
tenaga kerja) ini telah menjadi buah yang menggantung rendah. Ini kenaikan yang
mudah," kata Edward Meir, Analis ED&F Man Capital Markets.
"Klaim awal masih berjalan pada tingkat yang sangat tinggi, dan
jalan masih panjang," kata Meir. Dolar melemah 0,4 persen terhadap mata
uang lainnya, mendukung daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang
lain. Kondisi ini imbas Washington yang terus berada dalam kebuntuan terkait
pemberian stimulus tambahan.
Menambah prospek suram, pembuat kebijakan Federal Reserve
memperingatkan pertumbuhan AS akan diredam sampai virus corona diatasi.
Investor saat ini menanti pertemuan antara Amerika Serikat dan China pada 15
Agustus.
"Faktor-faktor yang mendasari pasar tidak berubah secara
signifikan. Fakta bahwa emas tidak bergerak lebih tinggi ketika ketegangan
Tiongkok-AS meningkat selama akhir pekan mengisyaratkan bahwa sebagian besar
penarik harga diperkirakan," kata analis StoneX, Rhona O'Connel dalam
catatannya.
"Sentimen investor tetap kuat secara keseluruhan." Sementara
itu, harga perak naik 4,6 persen menjadi USD 26,73 per ounce, platinum naik 2,6
persen menjadi USD 955,50 dan paladium naik 1,9 persen menjadi USD 2.172,68.
Harga Emas Diprediksi Kembali Naik, Sentuh USD 3.400 per Troy Ounce
Harga emas disebutkan bisa kembali naik meskipun beberapa hari
terakhir mengalami penurunan, menurut salah satu penerbit Exchange Traded Fund
(ETF). Mengutip laman CNBC International, Kamis (13/8/2020), logam mulia ini
memang mengalami penurunan hingga 6 persen pada perdagangan Kamis (13/8/2020).
Namun, Van Eck Associates CEO Jan van Eck menyatakan, harga emas bakal
mencapai USD 3.400 per troy ounce. Hal ini disebabkan deflasi yang terjadi
beriringan dengan gelontoran stimulus pemerintah dan risiko sistemik telah menciptakan
kondisi bullish (kecenderungan harga untuk naik terus menerus) untuk emas
beberapa waktu belakang.
"Kami benar-benar bullish musim panas lalu ketika emas keluar
dari posisi sideways (posisi dimana bullish dan bearish sama-sama kuat) selama
6 tahun, dan kemudian konfirmasi teknis lainnya terjadi ketika harga naik ke
level tertinggi sebulan yang lalu," kata van Eck.
van Eck melanjutkan, harga emas ini bisa bersaing dengan tingkat suku
bunga obligasi. Jika suku bunga obligasi tinggi, emas, yang tidak memberikan
suku bunga, akan menjadi kurang menarik. Sekarang, saat suku bunga menuju nol,
orang-orang beralih ke emas.
"Pasar bullish emas akan berakhir ketika tingkat suku bunga naik.
Namun, The Fed belum ada pertimbangan menaikkan suku bunga, jadi kami pikir ini
akan menjadi siklus yang panjang," tutur van Eck. Tom Lydon, CEO of ETF
Trends and ETF Database menambahkan, permintaan perhiasan di negara berkembang
terus menguat sehingga mendukung naiknya harga emas ini.
"Ini bukan hanya bank sentral. Bukan hanya investor individu
seperti kami. Permintaan perhiasan terus kuat di negara-negara pasar
berkembang. Itu juga mendukung harga, dan pada akhirnya, semakin mahal,"
tuturnya.
Ben Carlson dari Ritholtz Wealth Management juga bilang, emas bisa
menjadi lindung nilai terhadap dolar yang fluktuatif. Penelitian Carlson
menunjukkan dalam 50 tahun terakhir, dolar naik secara tahunan kira-kira
separuh waktu. Pada tahun-tahun ketika mata uang AS naik, pengembalian tahunan
rata-rata emas adalah sekitar 1 persen kerugian. Di tahun-tahun ketika turun,
pengembalian emas sekitar 18 persen.
"Anda memeriksa suku bunga riil dan inflasi dan semua hal ini,
tapi emas sebenarnya adalah lindung nilai yang sangat bagus terhadap dolar AS
yang jatuh. Jika dolar terus turun, itu mungkin bukan hal yang buruk untuk
berinvestasi ke emas," kata Carlson.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG