Batu asal Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang disumbangkan oleh warga Garut melalui Koperasi Pengusaha Batu Akik Lasminingrat ini akan memeriahkan peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 24 April mendatang.
Batu permata setengah mulia warna-warni ini akan menjadi buah tangan istri para kepala negara peserta peringatan 60 tahun KAA bersama akik jenis Spiritus asal Baturaja, Sumatera Selatan.
“Alhamdulillah, Kabupaten Garut akhirnya dapat juga kesempatan dan ruang untuk berbagi di Konferensi Asia Afrika. Kami juga bersyukur mau batu dari Maluku, Aceh, dari mana saja telah diberikan ruang oleh pak wali untuk diperkenalkan di KAA,” kata Dicky saat ditemui seusai penyerahan batu.
Batu lima warna yang ditaksir memiliki nilai mencapai ratusan juta rupiah ini nantinya akan dipecah kembali dan diproses untuk dijadikan mata liontin.
“Batu ini nanti akan diproses menjadi liontin agar kekuatan lima warnanya bisa keluar,” ucapnya.
Sementara itu, Oni menambahkan, setelah diperkenalkan ke dunia internasional melalui KAA, batu pancawarna ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian warga Kabupaten Garut.
“Batu dari Lasminingrat ini akan menjadi kebanggaan warga Jawa Barat. Batu pancawarna ini nantinya akan menambah pundi-pundi pelaku ekonomi kreatif di Garut,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyampaikan terima kasih kepada donatur, terutama warga Garut yang sudah menyumbangkan batu pancawarna tersebut.
“Sekilonya saja bisa Rp 5 juta. Kalau 60 kilo bisa sampai Rp 300 juta. Artinya, warga Garut telah menyumbang dengan keikhlasan yang luar biasa. Saya sebagai panitia lokal menghaturkan terima kasih,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Emil ini berharap proses pembentukan dari batu mentah menjadi permata liontin bisa selesai kurang dari 15 hari. Agar cepat, pengolahan liontin bisa dibagi-bagi ke beberapa perajin.
“Nanti kepala negara yang lelaki cincin batu Spiritus Baturaja, ibu negara akan pakai pancawarna,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar