Minyak Berjangka Masih Tertekan - PT Bestprofit Futures Bandung
PT Bestprofit Futures Bandung - Impor minyak mentah China diprediksi bakal meningkat pada tahun ini seiring dengan naiknya permintaan perusahaan penyulingan untuk menggenjot cadangan sumber energi tersebut.
Pada perdagangan Jumat lalu harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2016 turun 0,33 poin atau 0,83% menjadi US$39,45 per barel. Sedangkan minyak Brent berada di level US$40,44 per barel, merosot 0,03 poin atau 0,07%.
Dalam laporannya, Standard Chartered Bank menuliskan, impor minyak mentah Negeri Panda akan naik sebanyak 600.000 barel per haari sepanjang 2016. Bulan lalu, penerimaan melonjak menjadi 8 juta barel per hari. Analis Standard Chartered Bank Priya N. Balchandi menuturkan, pengiriman ke China sudah melebihi tingkat impor minyak mentah Amerika Serikat sebagai konsumen terbesar di dunia. Perusahaan memprediksi impor Negeri Tembok Raksasa bakal terus meningkat dan menyentuh level 10 juta barel per hari pada akhir 2018 atau awal 2019. “Pertumbuhan perusahaan penyulingan dan perluasan cadangan minyak bumi menjaga kapasitas impor tetap tinggi,” tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu.
Berkembangnya industri penyulingan tak lepas dari meluncurnya harga minyak di tahun ini untuk mengisi cadangan strategis. Level impor pun meningkat 8,8% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sebagai konsumen komoditas terbesar di dunia, China memang masih bergantung dengan pasokan dari luar negeri untuk beberapa produk. Komoditas impor utama antara lain bahan bakar gas cair, minyak mentah, dan nafta. Volume penyulingan juga bakal bergerak menguat memenuhi permintaan bahan bakar bensin di pasar mobil terbesar di dunia. Di sisi lain, China meningkatkan ekspor diesel di tengah perlambatan produksi industri sektor konsumsi.
Sepanjang 2016, Standard Chartered Bank memperkirakan rata-rata permintaan minyak mentah konsumen kedua terbesar di dunia ini akan bertambah 420.000 barel per hari. Tahun lalu, konsumsi bertumbuh 6,2% menjadi 9,4 juta barel per hari. “Prediksinya, tahun ini penyerapan China mencapai 37% dari permintaan minyak mentah seluruh dunia,” paparnya. Sistem penentuan harga bahan bakar juga mendukung ekspansi impor dan pertumbuhan kapasitas penyulingan. Akhir tahun lalu, pemerintah setempat sudah memutuskan menghentikan penurunan harga ketika minyak mentah berada di bawah US$40 per barel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar