PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG: Monumen di Jalan Lengkong Yang Jarang Orang Bandung Tau | PT Bestprofit Futures BandungMonumen di Jalan Lengkong Yang Jarang Orang Bandung Tau | PT Bestprofit Futures Bandung
Monumen di Jalan Lengkong Yang Jarang Orang Bandung Tau | PT Bestprofit Futures Bandung
PT Bestprofit Futures Bandung - Jika Wargi Bandung melintas ke jalan Lengkong Besar, Wargi Bandung pasti akan melihat sebuah senapan mesin yang ada di pertigaan Lengkong Besar-Cikawao.
Mungkin banyak Wargi Bandung yang tidak tahu monumen apa ini. Memang tak banyak keterangan di monumen ini, hanya tertulis “PENGORBANAN KAMI DEMI NUSA BANGSA DAN AGAMA – Jl. Lengkong Besar, 2 Desember 1945.”
Monumen Lengkong ini didirikan pada tahun 1995 oleh Wali Kota Bandung Wahyu Hamidjaja sebagai bentuk peringatan sebuah pertempuran besar di Lengkong pada akhir 1945. Pada saat itu ada pertempuran besar terjadi di sini antara rakyat Bandung dengan tentara Inggris dan Gurkha yang diboncengi NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie).
Pertempuran besar di Lengkong terjadi hanya beberapa hari setelah banjir besar menggenangi Kota Bandung. November 1945 Sungai Cikapundung meluap, tinggi permukaan ada yang mencapai tiga meter di beberapa tempat.
Banjir mulai surut pada 25 November 1945, ratusan warga Bandung hanyut terbawa banjir. Pada saat bersamaan ketika masih dalam suasana duka cita suara tembakan dari senjata NICA dan pasukan Gurkha terdengar di sana-sini.
Pasukan tentara sekutu Inggris mulai mengkotak-kotakan Kota Bandung dengan meminta gubernur Jawa Barat pada saat itu untuk memindahkan pribumi dari Bandung utara ke Bandung selatan paling lambat 29 November 1945. Namun pada 28 November 1945 tentara Inggris mengusir pribumi dari Bandung utara dengan bantuan dari Gurkha yang membuat warga Bandung marah.
Pada awal Desember 1945, Inggris berniat menyerang wilayah selatan Bandung yang saat itu penuh penduduk. Bentrokan pun terjadi di Jalan Lengkong, mulai dari pertigaan Jalan Lengkong Besar-Cikawao sampai perempatan Jalan Lengkong Besar-Ciateul-Pungkur.
Warga Bandung yang dibantu pejuang TKR dari Batalyon II Sumarsono menghadang serbuan konvoi tentara sekutu Inggris. Banyak korban berjatuhan, termasuk hancurnya bangunan-bangunan di sekitar itu.
Rangkaian peristiwa mengerikan itu juga menjadi sebuah pemicu terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar