PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Harga emas stabil pada hari Rabu karena ekspektasi untuk lebih banyak dukungan untuk ekonomi AS dan sikap dovish dari Federal Reserve AS melawan tekanan dari optimisme atas vaksinasi COVID-19.
Dikutip dari CNBC, Kamis (17/12/2020), harga emas di pasar spot
sedikit berubah pada USD 1,854.18 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi
sejak 9 Desember di USD 1,865.50. Emas berjangka AS naik 0,2 persen menjadi USD
1.858.70.
“Pasar telah terperangkap di
antara optimisme seputar perkembangan vaksin dan kekhawatiran seputar
peningkatan tingkat infeksi (COVID-19),” kata analis Standard Chartered Suki
Cooper, menambahkan bahwa fokusnya adalah pada pertemuan FOMC, Brexit dan
negosiasi stimulus AS.
Anggota parlemen terkemuka AS melaporkan kemajuan substansial dalam
memberikan bantuan bantuan COVID-19 karena tekanan meningkat di tengah lonjakan
kasus virus corona di negara yang paling terpukul di dunia. "Melemahnya
dolar dan ekspektasi dovish untuk pertemuan FOMC telah mendukung harga
emas," kata Cooper.
Federal Reserve akan memberikan pedoman untuk kebijakan ekonominya
dengan pembuat kebijakan akan menyimpulkan pertemuan terakhir tahun ini dengan
investor mengharapkan suku bunga mendekati nol dan lebih banyak pembelian
obligasi.
Membatasi perolehan emas batangan, vaksin COVID-19 Moderna Inc
tampaknya akan mendapat persetujuan peraturan minggu ini setelah staf Badan
Pengawas Obat dan Makanan AS menyatakannya sebagai aman dan efektif.
"Lebih banyak kabar baik di bagian depan vaksin memiliki kapasitas untuk
meredam kembalinya emas," kata analis HSBC James Steel dalam sebuah
catatan.
Harga emas telah naik lebih dari 22 persen sepanjang tahun ini,
mengandalkan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang
kemungkinan besar karena stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang
dilepaskan pada tahun 2020.
Simak Prediksi Harga Emas Jelang Akhir 2020, Bakal Lebih Mahal?
Harga emas tengah menghadapi resistensi yang kuat di level USD 1.850.
Analis menilai, level harga emas akan sampai ke USD 1.925 per ons pada
perdagangan akhir 2020. Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh stimulus fiskal AS
yang saat ini masih belum jelas.
Dilansir dari laman Kitco News, Minggu (14/12/2020), co-direktur Walsh
Trading Sean Lusk menyebutkan bahwa, berdasarkan historis pola perdagangan
emas, salah satu waktu terbaik untuk harga emas adalah dari pertengahan Desember
hingga Hari Valentine (Februari).
“Level USD 1.880-USD 1.900 masih menjadi resistensi kunci untuk emas,”
kata Lusk. Dalam hematnya, saat ini, harga emas berhasil menahan level USD
1.830. Artinya, logam tersebut naik 20 persen sejak awal tahun. Hingga akhir
tahun, Lusk memperkirakan harga emas cenderung lebih tinggi. "Ini akan
menjadi proses yang lambat hingga akhir tahun karena kami menuju USD 1.850- USD
1.900,” kata dia.
Selain momentum Natal dan Tahun baru, ada lima hal yang harus
diperhatikan minggu depan yang dapat berdampak signifikan pada pasar emas.
Antara lain: rekor kematian akibat covid-19 di AS, stimulus fiskal, kekacauan
Brexit, pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve, dan data makro.
Direktur perdagangan global Kitco Metals, Peter Hug masih melihat
peluang untuk emas mencapai USD 1.925 per ounce pekan depan jika emas bisa
bertahan di atas USD 1.850 per ounce. Di sisi lain, Hug melihat saat ini AS
sedang berada dalam tekanan untuk segera meloloskan stimulus USD 900 miliar
akiba angka covid-19 yang terus meningkat. Sementara, derik-detik terakhir
negosiasi Brexit selama akhir pekan ini juga menambah lapisan ketakutan yang
menguntungkan emas.
"Pagi ini, Anda mendapat dukungan di level USD 1.825, dan itu
melonjak, kemudian Boris Johnson mengumumkan bahwa kemungkinan Inggris akan
meninggalkan UE tanpa kesepakatan perdagangan. Itu akan menciptakan beberapa
masalah keuangan antara Inggris dan UE di tahun baru. Ini telah memicu
ketakutan dan merupakan katalisator untuk emas, "jelas Hug.
Adapun batas waktu negosiasi akan berakhir pada hari Minggu. Namun
ekonom melihat ada kemungkinan untuk diperpanjang. "Ada anggapan umum
bahwa pembicaraan bisa berlanjut hingga minggu depan (pekan ini)," kata
ekonom pasar berkembang ING James Smith. Yang tak kalah penting, yakni
peristiwa makro terbesar di AS minggu depan adalah pertemuan kebijakan moneter
Federal Reserve pada hari Rabu.
"Mengingat situasi ini, Federal Reserve akan mempertahankan bias
dovish dan terus menekankan perlunya dukungan fiskal yang sedang
berlangsung," kata kepala ekonom internasional ING James Knightley. Hug
juga mencatat bahwa Fed akan tetap sangat akomodatif dan mungkin menekankan
perlunya lebih banyak stimulus fiskal.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja bandung, loker bandung
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar