PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Harga emas turun pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis
pagi waktu Jakarta). Penurunan ini terjadi setelah angka inflasi AS di atas
perkiraan sehingga mendorong kenaikan imbal hasil treasury AS dan nilai tukar
dolar AS.
Mengutip CNBC, Kamis (13/5/2021), harga emas di pasar spot
diperdagangan turun 0,9 persen ke level USD 1.820,11 per ounce. Sedangkan harga
emas berjangka AS turun 0,71 persen menjadi USD 1.822,6 per ounce.
Pemerintah AS mengumumkan bahwa inflasi untuk aptil 2021 mengalami
kenaikan dengan laju yang tercepat dalam lebih dari 12 tahun. Indeks Harga
konsumen naik 4,2 persen dari tahun lalu. Angka ini di atas prediksi Dow Jones
yang naik 3,6 persen.
Jika tidak memasukkan harga pangan dan energi yang tidak stabil,
Indeks Harga Konsumen Inti naik 3 persen dari periode yang sama di tahun 2020
dan 0,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Angka inflasi yang lebih tinggi
ini mungkin menambah tekanan bagi Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the
Fed) untuk mendorong kenaikan suku bunga.
Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar sehingga
berkontribusi pada aksi jual saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga.
Komoditas logam mulia pun ikut terseret dan harga emas mengalami tekanan.
Kekhawatiran akan potensi percepatan inflasi menyeret mata uang AS ke
level terendah dalam lebih dari dua bulan di sesi sebelumnya dan mendorong
bursa Asia ke posisi terendah satu bulan. Beberapa investor memandang emas
sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi. Namun imbal hasil
Treasury AS yang lebih tinggi telah membebani daya tarik emas yang tidak
memberikan imbal hasil tahun ini.
Bisakah Harga Emas Tembus Level USD 1.850 Pekan Ini?
Sebelumnya, pengamat dan pelaku pasar memberikan prediksi yang positif
terhadap harga emas. Dalam survei yang dilakukan oleh Kitco, harga emas
diperkirakan kembali melonjak setelah pekan lalu melewat kevel USD 1.800 per
ounce.
Mengutip Kitco, Senin (10/5/2021), sentimen pasar terhadap logam mulia
bergeser secara dramatis pada Kamis ketika harga emas melonjak di atas USD
1.800 per ounce untuk pertama kalinya sejak Februari 2021. Banyak analis
mencatat bahwa tembusnya level psikologis di titik resisten tersebut
menciptakan momentum baru di pasar untuk mendorong harga emas bisa mencapai
level USD 1.850 per ounce.
Reli yang cukup cepat terjadi pada perdagangan Jumat karena investor
kembali mengoleksi logam mulia, setelah sebelumnya sempat lesu akibat laporan
data tenaga kerja yang tak memuaskan. Dalam laporan tersebut dituliskan bahwa
terdapat 266 ribu pekerjaan baru diciptakan sepanjang April 2021.
Angka tersebut jauh di bawah prediksi analis yang memperkirakan ada 1
juta lapangan kerja baru. Beberapa analis mencatat bahwa logam mulia dapat
menemukan beberapa resistensi antara USD 1.830 dan USD 1.850 per ounce. Dalam
sebuah wawancara dengan Kitco News, Presiden Blue Line Futures Bill Baruch
mengatakan, dia memperkirakan harga emas akan bullish pada pekan ini. tetapi
untuk menembus level USD 1.850 per ounce perlu momentum yang pas.
Minggu ini, 16 analis berpartisipasi dalam survei emas Kitco News.
Dari jumlah tersebut, 14 analis atau 88 persen mengatakan harga emas akan
bullish. Pada saat yang sama dua analis atau 13 persrn mengatakan bearish dan
tidak ada suara netral untuk harga emas minggu ini.
Sementara itu, total 1.485 suara diberikan dalam jajak pendapat main
street online. Dari jumlah tersebut 1.122 responden atau 76 persen mengatakan
harga emas akan naik minggu ini. Sedangkan 203 lainnya atau 14 persen
mengatakan lebih rendah. Sementara 160 pemilih atau 11 persen netral.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar