PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Harga emas diperkirakan sedikit berantakan pada perdagangan
pekan ini. Harga logam mulia diperkirakan sulit untuk menembus level USD 1.800
per ounce.
Para analis di Wall Street maupun pelaku pasar atau investor ritel
belum bisa menunjukkan arah yang jelas untuk harga emas pada pekan ini. Dikutip
dari Kitco, Senin (23/8/2021), memang terdapat beberapa sentimen yang membuat
harga emas bergerak tak beraturan pada beberapa pekan sebelumnya. Hal ini
kemungkinan masih ada membayangi harga emas pada pekan ini.
Analis mencatat, pasar emas dihantam oleh berbagai sentimen dari
kekuatan ekonomi global. Angka inflasi dan juga lemabatnya pemulihan ekonomi
global menjadi sentimen yang cukup bagi emas. Namun investor saat ini lebih
berhati-hati dalam berrtansaksi dan menunggu sinyal yang diberikan dari Bank
Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Bagaimana sinyal ini bisa berdampak kepada imbal hasil obligasi dan
juga nilai tukar dolar AS. "Dari sudut pandang teknis, harga emas
berjangka untuk pengiriman Desember berantakan," kata Presiden Darin
Newsom Analytics, Darin Newsom.
"Minggu lalu sangat terlihat jelas bahwa harga emas berjangka
untuk pengiriman Desember terperangkap di antara bearish dari dolar AS yang
lebih kuat dan bullish dari pergolakan geopolitik." Minggu ini 15 analis
di Wall Street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Di antara para
peserta tersebut, sebanyak 7 analis atau atau 47 persen memperkirakan harga
emas naik.
Sedangkan antara analis bearish dan netral sama besar yaitu
masing-masing mengumpulkan empat suara atau masing-masing 27 persen. Sementara
itu, Sebanyak 930 suara ikut ambil bagian dalam jajak pendapat Main Street
online. Dari jumlah tersebut, 428 responden atau 46 persen melihat bahwa harga
emas akan naik pada minggu ini.
Sedangkan 334 lainnya atau 36 persen mengatakan harga emas akan lebih
rendah. Sementara itu 168 pemilih atau 18 persen memilih untuk netral.
Pemulihan ekonomi
Sentimen positif terlihat besar pada minggu lalu dan juga akan terus
berlanjut pada minggu ini karena angka pemulihan ekonomi belum solid di
beberapa negara. Namun, harga dari logam kuning ini tidak mampu menembus level
resistance di USD 1.800 per ounce. Harga emas berjangka untuk pengiriman
Desember diperdagangkan pada USD 1.784,50 per ounce pada Jumat lalu. Angka
tersebut naik 0,35 persen dari Jumat sebelumnya.
Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, untuk
sementara harga emas memiliki ruang untuk menembus USD 1.800 per ounce. Namun
meningkatnya ancaman deflasi karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah di
beberapa negara dapat membatasi potensi keuntungan dalam waktu dekat.
Adrian Day, presiden Adrian Day Asset Management, mengatakan bahwa
mengingat pembalikan posisi terendah baru-baru ini, harga emas mungkin akan
mengalami beberapa konsolidasi. Namun, dia menambahkan bahwa secara fundamental
gambaran jangka panjang tetap bullish.
"Apakah minggu depan atau bulan depan, emas akan bergerak secara
dramatis melonjak karena semakin banyak investor menyadari bahwa inflasi tidak
hanya sementara. Bahwa pengabaian liar bank sentral dengan mencetak terlalu
banyak uang terlalu lama pasti memiliki konsekuensi," katanya.
"Dan pada cakrawala yang lebih luas daripada hilangnya status AS
setelah bencana penarikan di Afghanistan berarti kurang percaya pada semua hal
soal AS termasuk di dalamnya dolar AS." tambah dia.
Namun, beberapa analis belum menyerah pada emas. Kepala analis
komoditas di Saxo Bank Ole Hansen mengatakan. emas memiliki peluang untuk reli
jika Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell jauh lebih berhati-hati mengenai
rencana untuk mengurangi pembelian aset bulanannya.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar