PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Harga emas sedikit
berubah pada perdagangan Selasa karena penguatan dolar mengimbangi dukungan
dari taruhan bahwa Bank Sentra Amerika Serikat (AS) atau
The Federal Reserve tidak mungkin segera merespons dengan pengetatan
moneter setelah harga konsumen AS naik, terbesar dalam 13 tahun bulan lalu.
Dikutip dari CNBC, Rabu (14/7/2021), harga emas di pasar spot stabil di USD
1.806,64 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,2 per ounce
pada USD 1.809,90.
Indeks harga konsumen (CPI) AS meningkat 0,9 persen bulan lalu,
dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,5 persen oleh para ekonom yang
disurvei oleh Reuters. Tetapi para analis mengatakan data itu tidak mungkin
memicu respons pengetatan kebijakan moneter yang cepat dari The Fed. Hal ini
memberikan beberapa dukungan untuk harga emas.
“Ini akan membutuhkan serangkaian angka yang lebih panas pada
pembacaan inflasi untuk menggerakkan jarum untuk The Fed. Pembacaan satu bulan
tidak akan berhasil," kata Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals.
Dia menambahkan, The Fed juga akan mempertimbangkan data
ketenagakerjaan dan pertumbuhan. Namun, pasar sekarang akan mengamati
pernyataan Ketua Fed Jerome Powell di depan Kongres pada hari Rabu dan Kamis
untuk petunjuk tentang prospek kebijakan moneter bank sentral.
"Dengan biaya transportasi yang juga naik dan harga minyak yang
tetap tinggi, ada risiko inflasi bisa tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan
Fed," kata Fawad Razaqzada, Analis ThinkMarkets.
“Jika tren inflasi saat ini terus berlanjut, maka pasti bank sentral
harus bereaksi dan lebih cepat,” tambahnya. Indeks dolar naik 0,5 persen
terhadap para pesaingnya, mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang
lainnya.
Selain harga emas, harga paladium turun 1 persen menjadi USD 2.828,93
per ounce, sedangkan platinum turun 1,1 persen menjadi USD 1.105,77. Sementara
itu, Perak turun 0,8 persen menjadi USD 25,97 per ounce.
Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar AS
Harga emas turun pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu
Jakarta). Pelemahan harga emas ini sejalan dengan penguatan dolar AS. Investor
lebih berhati-hati melakukan transaksi di sela penantian keluarnya data inflasi
AS yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter Bank Sentral AS atau the Federal
Reserve (the Fed).
Mengutip CNBC, Selasa (13/7/2021), harga emas di pasar spot turun 0,2
persen menjadi USD 1.804,80 per ounce pada pukul 13.50 ET. Sedangkan harga emas
berjangka AS lebih rendah 0,3 persen ke level USD 1.805,90 per ounce.
Para investor tengah memusatkan perhatian mereka kepada laporan indeks
harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Selasa. Gubernur the Fed Jerome
Powell juga dijadwalkan akan melakukan pidato mengenai kebijakan moneter di
depan Kongres pada hari Rabu dan Kamis.
"Kami hampir berada di lingkungan ini di mana kabar baik adalah
kabar buruk dan kabar buruk adalah kabar baik," kata Direktur Perdagangan
Logam High Ridge Futures David Meger. Pernyataan Meger ini merujuk pada data
indeks harga konsumen dan dampaknya terhadap kebijakan the Fed.
Menurutnya, jika data inflasi menjadi lebih jinak, The Fed akan
cenderung untuk mengurangi pembelian aset. Hal ini seharusnya menguntungkan
emas. Namun, khawatir kekhawatiran investor soal inflasi memuncak maka
kemungkinan besar akan menekan harga emas.
Dalam catatannya, analis JP Morgan menyarankan agar investor
berhati-hati mengingat pandangan mereka tentang imbal hasil obligasi yang terus
meningkat dan dolar AS yang terus menguat. JP Morgan memperkirakan harga emas
rata-rata di USD 1.686 per troy ounce tahun ini.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG