PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Perang dagang antara
Amerika Serikat (AS) dengan China semakin memanas. Hal tersebut menjadi
mendorong bagi harga emas untuk terus naik pada pekan ini. Bahkan, penguatan
harga emas di pekan ini bakal lebih tinggi dibanding pekan lalu.
Mengutip Kitco, Senin (26/8/2019), setelah menunggu arah sejak awal
pekan, harga emas akhirnya melonjak 2 persen pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Hal tersebut didorong oleh komentar perang dagang AS-China dan komentar dari
Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang cukup dovish.
Harga emas berjangka di pasar Comex untuk pengiriman Desember berakhir
di USD 1.534,60 per ounce atau naik 1,73 persen pada Jumat lalu. Menurut
beberapa analis, pergerakan menuju USD 1.600 per ounce semakin terlihat jelas
pada pekan ini.
"Sepertinya momentum kenaikan sedang dibangun dan kemungkinan
bisa langsung menembus di atas USD 1.540 per ounce. Kita melihat apa kata
Presiden AS Donald Trump soal China dan the Fed," jelas analis senior RJO
Phillip Streible. PT Bestprofit
Pada Jumat lalu, Presiden Trump mengejutkan pasar dengan unggahannya
di twitter yang menyatakan berjanji untuk menanggapi tarif pembalasan China di
sambil sangat mengkritik the Federal Reserve.
"Kami tidak membutuhkan China dan, sejujurnya, akan jauh lebih
baik tanpa mereka. Perusahaan-perusahaan besar Amerika diperintahkan untuk segera
mulai mencari alternatif dari China," tulis Trump. Analis mengamati dengan
seksama bagaimana retorika perdagangan ini meningkat pada pekan ini.
"Trump menulis bahwa AS tidak membutuhkan China sama sekali.
Sepertinya tarif tambahan akan diterapkan, pasar saham harus terus melakukan
sell-off. Aset safe-haven seperti franc Swiss, obligasi, emas, dan perak
semuanya harus mendapat manfaat dari itu," Kata Streible. Best Profit
Tanggapan Trump muncul setelah China mengumumkan tarif balasan
terhadap barang-barang AS senilai USD 75 miliar, memberlakukan tarif tambahan
sebesar 5 persen atau 10 persen dari total 5.078 produk Amerika yang akan mulai
berlaku pada 1 September dan 15 Desember.
Sebelumnya, harga emas melonjak 2 persen pada perdagangan Jumat (Sabtu
waktu Jakarta). Kenaikan ini didorong penafsiran investor terhadap pidato
Gubernur The Federal Reserve (The Fed) AS Jerome Powell yang dianggap condong
ke arah sikap kebijakan moneter yang dovish.
Selain itu, lonjakan ini juga sebagai dampak dari komentar terakhir
Presiden AS Donald Trump yang dinilai memperburuk ketegangan perdagangan dengan
China. PT Best Profit
Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 2 persen menjadi USD
1.528,53 per ounce. Harga sebelumnya naik menjadi USD 1.528,50, tertinggi sejak
13 Agustus, ketika telah mencapai puncak tertinggi dalam enam tahun terakhir di
level USD 1.534,31. Sementara harga emas berjangka AS juga naik 2 persen
menjadi USD 1.538,6.
“Fakta bahwa dia (Powell) mengatakan bahwa mereka (The Fed) akan
bertindak tepat untuk mempertahankan ekspansi cukup bullish untuk emas. Dua
alat utama yang mereka miliki adalah pelonggaran kuantitatif (QE) atau tingkat
yang lebih rendah. Kedua alat itu akan menyebabkan harga emas naik lebih
tinggi," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.
"Langkah pagi ini adalah lebih banyak orang membeli emas hanya
dengan harapan bahwa suku bunga akan lebih rendah pada akhir tahun,"
lanjut dia.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar