PT BEST
PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit – Harga emas turun sekitar 1 persen pada
penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) karena penguatan
dolar AS.
Selain itu, alasan lain yang membuat harga emas
hari ini bergerak turun adalah sikap hati-hati dari investor menjelang
terbutnya risalah pertemuan dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the
Federal Reserve (the Fed).
Mengutip CNBC, Selasa (16/8/2022), harga emas di
pasar spot turun 1,28 persen menjadi USD 1.778,74 per ounce, setelah pada pekan
lalu naik sekitar 1,6 persen. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,14
persen persen menjadi USD 1.794,8 per ounce.
"Harga emas berjuang untuk bersinar pagi ini
(Senin pagi) di tengah dolar AS yang stabil dan kekhawatiran atas permintaan
fisik China untuk logam mulia dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi yang
melambat," kata analis senior FXTM, Lukman Otunuga.
Risalah Komite Pasar Terbuka The Fed atau The
Federal Open Market Committee (FOMC) akan diteliti dengan cermat oleh investor,
dan menjadi pengingat bahwa harga emas tetap sensitif dan cukup reaktif
terhadap apa pun yang berkaitan dengan suku bunga dan inflasi.
"Harga logam mulia dapat berubah secara
volatil,” tambah Otunuga.
Risalah FOMC dari pertemuan pada 26-27 Juli akan
dirilis pada 17 Agustus.
Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan
pada Jumat lalu bahwa dia ingin menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk
mengendalikan inflasi.
Naiknya suku bunga AS meredupkan daya tarik emas
yang tidak memberikan imbal hasil. Indeks dolar menguat 0,5 persen membuat emas
lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Sementara itu, ekonomi China secara tak terduga
melambat pada Juli, dengan aktivitas pabrik dan ritel tertekan oleh kebijakan
nol-COVID Beijing dan krisis properti. Negara ini adalah konsumen emas terbesar
di dunia.
Pengumuman angka inflasi Inggris untuk Juli
dijadwalkan akan diumumkan pada akhir pekan. Hal ini juga menjadi perhatian
investor.
Harga Emas Diprediksi Redup Pekan Ini
Harga emas saat ini fluktuatif, Jumat (12/8/2022)
pekan lalu harga emas mengalami kenaikan keempat berturut-turut, naik 1,5
persen dengan emas berjangka Comex Desember terakhir diperdagangkan di USD
1.818,10 per ounce.
Namun, beberapa analis memprediksi minggu ini
terjadi pelemahan harga emas ke angka USD 1.700 per ounce.
Dikutip dari kitco News, Minggu (15/8/2022), banyak
analis memperkirakan emas akan mengalami penurunan setelah perlambatan inflasi.
Angka CPI datang di bawah ekspektasi minggu ini, dengan inflasi tahunan
berjalan di 8,5 persen mengikuti angka 9,1 persen bulan Juni.
"Data CPI lebih rendah dari yang diperkirakan
banyak orang. Dan itu terutama didorong oleh penurunan energi," kata
kepala strategi komoditas global TD Securities Bart Melek mengatakan kepada
Kitco News.
Melek setuju dengan pembicara Federal Reserve
minggu ini, yang mendorong poros Fed dari kenaikan suku bunga agresif.
"Masih ada masalah signifikan seputar inflasi. Kemungkinan inflasi akan
terus berada di luar preferensi Federal Reserve," kata Melek.
Masalahnya adalah bahwa harga energi dapat terus
turun dalam jangka pendek, tetapi tekanan inflasi dapat kembali setelah cuaca
yang lebih dingin datang.
Melek mengatakan, pada Agustus lalu, energi akan
berhenti menjadi sumber tekanan disinflasi. Saat musim dingin tiba, permintaan
meningkat.
Penurunan harga yang telah kita lihat dalam energi
mungkin mereda. Sangat tidak mungkin The Fed akan nyaman dengan kebijakan
miring ke arah suku bunga yang lebih rendah sebanyak mungkin. diharapkan pada
awal 2023.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja bandung, loker bandung
best
profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt
bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best
profit futures
PT
BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar