PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG: World’s End Membuka Galeri dan Store di Bandung - PT Bestprofit Futures BandungWorld’s End Membuka Galeri dan Store di Bandung - PT Bestprofit Futures Bandung
World’s End Membuka Galeri dan Store di Bandung - PT Bestprofit Futures Bandung
Bestprofit Futures Bandung – World’s End, sebuah webstore yang berbasis di Singapura baru saja membuka galerinya di Kota Bandung pada Sabtu (16//4/2016).
Dengan membuka galeri dan store di Bandung, kehadiran World’s End diharapkan dapat memperkaya budaya apresiasi, kepedulian dan kritik terhadap seni di kalangan komunitas lokal maupun global.
“Kami akan berkolaborasi dalam karya yang beragam dengan sentuhan analisa seni yang santai, bersama seniman lokal berbakat maupun seniman internasional,” ujar World’s End melalui keterangan yang dirilis melalui pesan surelnya.
Dengan hadirnya galeri tersebut, World’s End berkomitmen dalam upaya mendukung talenta lokal dan memperluas karya mereka secara global melalui sarana yang motifatif, memperluas kesempatan dan mencari solusi finansial, serta menyediakan wadah yang berkesinambungan untuk berkarya, guna menumbuhkan iklim berkesenian dan berkebudayaan.
“Kami berharap sarana kami berupa galeri ini dapat menjadi barometer gelombang seni yang menarik dan menggairahkan. Kami akan membuka pintu kami kepada siapa saja, mereka yang berkeinginan untuk berkolaborasi dalam upaya mendukung mewujudkan cita-cita bersama. Kami juga berharap bahwa galeri kami dapat bermanfaat bagi para seniman, kurator, pelajar, dan pelaku seni lainnya yang ingin mengekspresikan gagasan mereka dan mewujudkannya ke dalam karya,” tambahnya.
Saat ini di galeri tersebut sedang mengadakan pameran bertajuk “Gucha Gucha” yang menggali dan menginterpretasi kembali budaya populer anime dan manga Jepang, dalam bentuk fine art print dan toy series.
World’s End dimulai sebagai webstore yang berbasis di Singapura pada tahun 2014. Pameran pertama kami justru diadakan di Bandung pada bulan Juli 2014, dengan menghadirkan karyakarya dari Arik Roper, Florian Bertmer dan Kilas. Malam pembukaan pameran tersebut dihiasi dengan seni, musik, dan diskusi sub-kultur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar