PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Setelah awal tahun terburuk dalam hampir empat dekade dan
kinerja kuartal terburuk dalam lebih dari empat tahun, harga emas memulai kuartal
II (Q2) 2021 dengan catatan yang lebih baik.
Harga emas pun diprediksi memiliki peluang yang lebih baik untuk
kuartal II (Q2) 2021. "Harga emas telah turun ke awal terburuk dalam 39
tahun, turun sebesar 10 persen yaitu USD 190 pada kuartal pertama. Ini juga
merupakan performa harga paling negatif di setiap kuartal sejak kuartal empat
2016," kata analis Commerzbank, Daniel Briesemann, seperti dikutip dari
Kitco pada Senin (5/4/2021).
Terlepas dari hal tersebut, kenaikan harga emas didorong oleh seberapa
baik logam mulia tersebut dapat pulih setelah turun di bawah USD 1.680 per
ounce pada pekan ini. Harga emas kini mengalami kenaikan, tapi belum ada
katalis jelas untuk pergerakan signifikan yang lebih tinggi.
"Kita berada di bawah USD 1.680, saat ini kita ada di mode
pemulihan - di atas USD 1.728. Saya tidak melihat katalis besar untuk naik pada
tahap ini. Untuk saat ini, kita terikat dalam range bound," tutur pimpinan
strategi global TD Securities, Bart Melek kepada Kitco News.
Harga emas masih terus terkait dengan imbal hasil, artinya ketika
imbal hasil US Treasury 10-tahun naik, emas turun dan sebaliknya. Lebih dari
itu, kata Melek, dolar AS tetap menjadi satu-satunya masalah utama bagi harga
emas. Menurutnya, dolar AS saat ini menjadi sorotan utama, begitu pula dengan
ekonomi AS.
"Eropa terkunci sementara AS dapat divaksinasi penuh pada Mei.
Ini mengapa pasar AS akan bekerja cukup baik. Ditambah, kita mendapatkan
komitmen signifikan untuk membelanjakan lebih banyak untuk infrastruktur.
Penghasilan dan yang lainnya akan baik-baik saja," katanya.
Harga emas perlu melihat seluruh dunia pulih dibandingkan dengan
Amerika Serikat (AS), yang akan memicu pembalikan dolar AS. "Saya sedikit
lebih optimis tentang Q2, tapi emas tidak akan menemukan daya tariknya sampai
akhir tahun ini," tuturnya.
Dari perspektif teknis, emas terlihat membaik. Melek mengatakan ia
masih melihat emas bisa mencapai USD 1.900 pada akhir tahun karena inflasi
meningkat.
"Ada potensi signifikan untuk naik. Fed terus mengatakan bahwa
tekanan harga tahun ini bersifat sementara. Itu tidak berarti pasar mempercayai
mereka. Jika demikian, harga emas dalam kondisi jauh lebih baik,"
sambungnya.
Optimistis Lain
Beberapa analis lebih optimistis untuk Q2 2021. Ahli strategi pasar
senior LaSalle Futures Group, Charlie Nedoss, melihat emas akan menguat pada
pekan depan setelah berhasil menahan USD 1.700 per ounce.
Imbal hasil US Treasury dapat mundur sedikit pada Q2. Demikian
pendapat dari broker komoditas senior RJO Futures, Daniel Pavilonis, yang juga
optimis dengan emas pada pekan depan.
"Jika imbal hasil turun, itu bagus untuk emas. Di Q1, itu tentang
seberapa cepat imbal hasil naik. Jika naik lebih lambat dan dengan cara yang
lebih terkontrol, itu akan memberikan ruang lebih baik bagi emas," ungkap
Pavilonis.
Sumber
liputan6.com
lowongan
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar