PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Harga emas kembali naik
pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), setelah
sebelumnya mengalami kerugian yang dalam karena aksi jual dari Investor.
Mengutip CNBC, Selasa (22/6/2021), harga emas di pasar spot naik 1,1
persen ke level USD 1.782,83 per ounce pada pukul 13:48 EDT. Sementara harga
emas berjangka AS ditutup naik 0,8 persen ke level USD 1.782,90 per ounce.
"Orang-orang menggunakan momen koreksi untuk membeli emas, pada
tingkat harga ini, ada nilai untuk menahan posisi emas, terutama untuk jangka panjang,"
kata kepala analis Blue Line Futures Chicago, Phillip Streible.
Harga emas telah turun 6 persen atau USD 113 per ounce pada minggu
lalu karena Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengisyaratkan
akan segera mulai mengurangi pembelian aset dan dapat mulai menaikkan suku
bunga pada 2023.
Namun dampak dari isyarat tersebut, indeks dolar telah turun dari
level tertinggi dalam 2 1/2 bulan, mendorong investor untuk beralih ke emas,
yang jatuh selama enam sesi berturut-turut sebelum kembali menguat pada
perdagangan Senin. Streible memperkirakan, harga emas akan melayang di atas USD
1.800 per ounce, karena dolar AS overbought.
Sempat Anjlok, Harga Emas Berpeluang Bangkit Kembali Pekan Ini?
Sebelumnya, harga emas mengalami pergeseran pada pekan lalu. Logam
mulia tersebut turun USD 100 per ounce karena dibayangi sikap hawkish The Fed.
Investor kini tengah sibuk mencoba menilai kembali nilai wajar emas. Harga emas
berjangka Comes diperdagangkan terakhir pada USD 1.771,10, turun lebih dari 5 persen
pada pekan lalu.
"Itu adalah penurunan besar, dan itu mengguncang banyak orang.
Emas bisa reli kembali sedikit pada pekan depan dengan menemukan nilai
wajarnya. Dengan semua yang saya lihat, USD 1.950 - USD 2.000 bukanlah nilai
wajar, tapi saya pikir USD 1.600 juga bukan nilai wajar. Pekan depan, emas akan
mencari pijakannya," kata Presiden Phoenix Futures and Options LLC, Kexin
Grady, dikutip dari Kitco, Senin (21/6/2021).
Menurut Grady, harga emas telah berjuang bahkan sebelum pengumuman
Fed, dan gagal membuat kenaikan signifikan di atas level USD 1.900 per ounce.
Ini merupakan pertanda buruk.
"Dengan stimulus di luar sana, emas tidak bisa mencapai USD
2.500. Emas seharusnya berkinerja jauh lebih baik di lingkungan ini.
Sebaliknya, emas diredam dan mengalami kesulitan reli. Dan dengan inflasi yang
masuk, The Fed harus menghadapinya di beberapa titik dengan berbicara tentang
menaikkan suku bunga," tuturnya.
Dalam jangka panjang, Grady mencatat bahwa investor mungkin harus
mempersiapan diri untuk kisaran perdagangan emas yang lebih rendah. Menurutnya
di kisaran USD 1.700 - USD 1.500.
"Saat kita mendekati kuartal empat, saat itulah Anda bisa melihat
emas di USD 1.500 per ounce," katanya. Co-Director Walsh Trading, John
Weyer, mengatakan penurunan harga emas memang sudah diantisipasi, tapi tidak
menyangka bahwa itu akan sangat fluktuatif.
"Pasar logam mulia tampaknya bereaksi berlebihan terhadap jenis
berita utama ini, dengan investor benar-benar memperhatikan perkataan Fed. Dan
orang-orang berlarian ke pintu. Saya menduga kita akan melihat banyak penurunan
pada pekan depan," jelasnya.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar