PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Harga emas diperkirakan mengalami tekanan pada perdagangan
pekan ini. Banyak sentimen yang membuat harga emas melemah seperti perkembangan
suku bunga secara global hingga nilai tukar dolar AS.
Pada pekan kemarin, Bank Sentral Eropa menegaskan bahwa tetap berada
pada komitmennya untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra longgar untuk
mendorong angka inflasi kembali ke level 2 persen.
komitmen dari Bank Sentral Eropa untuk mendorong angka inflasi ke
angka yang lebih tinggi ini sangat kontrak dengan kebijakan dari Bank Sentral
AS atau the Fed. Bank Sentral AS saat ini tengah membicarakan mengenai
pengurangan program pembelian obligasi.
Analis Equiti Capital David Madden menjelaskan, dolar AS terlihat
relatif undervalued di tengah kesenjangan kebijakan moneter antara the Fed dan
Bank Sentral AS. Dia mengatakan bahwa harga emas harus terus berjuang keras
menghadapi penguatan dolar AS.
Madden menambahkan, ekonomi AS telah membaik sehingga mendorong pasar
ekuitas kembali ke rekor tertinggi. Hal ini menjadi tekanan yang keras untuk
harga emas. "Mengapa Anda harus
menaruh uang di pasar emas ketika Anda dapat menggunakannya di ekuitas,"
katanya dikutip dari Kitco, Senin (26/7/2021).
Minggu ini 15 analis Wall Street berpartisipasi dalam survei emas
Kitco News. Sebanyak sembilan analis atau 60 persen menyerukan harga emas turun
minggu ini. Sedangkan dua analis atau 13 persen memperkirakan harga yang lebih
tinggi minggu ini dan empat analis atau 27 persen memperkirakan perdagangan sideways
dalam waktu dekat.
Sementara itu, 571 suara diberikan dalam polling online Main Street.
Dari jumlah tersebut, 315 responden atau 55 persen mengatakan bahwa harga emas
akan naik minggu ini. Sebanyak 146 suara 26 persen mengatakan harga emas bakal
melemah dan 110 pemilih atau 19 persen netral.
Kata Analis
Meskipun sebagian besar pelaku pasar berharap harga emas bakal menguat
tetapi minat beli pada logam mulia emas jelas berkurang. Partisipasi pelaku
pasar dalam survei online Kitco berada pada titik terendah sejak akhir November
2019.
Berbagai sentimen mempengaruhi harga emas jelang minggu terakhir pada
bulan ini. Harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus diperdagangkan pada
USD 1.804,70 per ounce, Angka tersebut turun 0,5 persen sejak Jumat lalu.
Kinerja emas lesu akhir-akhir ini telah menjadi alasan yang cukup
untuk menjadi bearish pada perdagangan pekan ini. Harga emas tidak mampu
memutus rantainya di USD 1.800 per ounce bahkan saat imbal hasil obligasi
10-tahun turun ke titik terendah sejak Februari.
Saat ini, imbal hasil obligasi telah naik dari angka terendah.
Beberapa analis mengatakan bahwa harga emas bisa jatuh di bawah USD 1.800 per
ounce. "Saya cenderung melihat harga emas lebih rendah minggu ini,
sebagian besar didorong oleh meningkatnya imbal hasil AS," kata Direktur
Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler.
Kepala anais SIA Wealth Management Inc Colin Cieszynski mengatakan,
harga emas akan berada di posisi terendah Juni di USD 1.760 sebagai level
support utama. Manajer Umum ABC Bullion Nicholas Frappell melanjutkan, harga
emas terjebak dalam kisaran dengan risiko penurunan dalam waktu dekat karena
meningkatnya momentum dalam dolar AS.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar