PT BEST
PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit Futures – Harga emas diprediksi akan
berada di level USD 1.800-USD 1.900 per ounce. Hal ini salah satunya ditopang
oleh lonjakan inflasi yang akan menjad pendorong utama untuk kenaikan harga
emas.
Selain inflasi, meningkatnya risiko resesi ekonomi
juga dapat mendorong pembelian emas jika investor terus takut kehilangan aset
lainnya.
"Emas telah melakukan 'pekerjaan yang
spektakuler'. Tapi itu tidak berarti logam mulia tidak terkoreksi di sini dan
kembali ke USD 1.800. "Itu tidak akan menjadi kekalahan tetapi koreksi
sederhana," kata kepala strategi komoditas global TD Securities Bart
Melek, dikutip dari KItco, Senin (20/6/2022).
Pemikiran di balik proyeksi Melek adalah sikap Bank
Senral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang gigih dan tidak akan menyerah
pada kenaikan suku bunga agresif sebagai tanda pertama masalah ekonomi.
"Kecurigaan saya adalah bahwa The Fed
tidak akan berubah pikiran dalam waktu dekat," katanya.
"Sangat mungkin akan ada banyak kenaikan yang
lebih agresif dalam menghadapi kekuatan inflasi yang kuat, yang kemungkinan
akan membawa harga emas kembali ke posisi terendah pada Mei lalu," tutur
dia,
Ini berarti harga emas akan kembali ke kisaran USD
1.824-USD 1.808 dalam waktu dekat.
"Masih berpikir kita bisa turun di bawah USD
1.800 pada akhir tahun. Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Fed akan
terkelupas pada tanda pertama masalah. Bisa jadi dalam situasi di mana
pertumbuhan mulai melambat, tetapi kita tidak akan melihatnya. Pergerakan
inflasi yang signifikan akan terjadi
hingga September atau Oktober," jelas dia.
Harga Emas Pekan Lalu
Pada akhir pekan lalu, harga emas jatuh pada
perdagangan Jumat dan mencatatkan penurunan lebih dari 1 persen. Kejatuhan
harga emas ini karena harus melawan penguatan dolar AS dan juga adanya sinyal
kebijakan hawkish dari Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip CNBC, Sabtu (18/6/2022), harga emas
berjangka AS turun 0,5 persen pada hari Jumat menjadi USD 1.840,6 per ounce.
Emas berjangka ditutup turun 1,86 persen pada minggu ini dan membukukan kinerja
mingguan negatif kedua dalam tiga pekan.
Sedangkan harga emas di pasar spot turun 1,1 persen
menjadi USD 1.836,26 per ounce.
indeks dolar AS naik pada hari Jumat, sementara
imbal hasil Treasury 10-tahun AS juga menguat. Hal ini membuat emas batangan
yang diperjualbelikan dengan mata uang dolar AS menjadi kurang menarik.
"Ketakutan kenaikan suku bunga AS yang lebih
tinggi ke depan, menyusul kenaikan 75 basis poin Fed minggu ini, akan membatasi
penguatan emas secara jangka pendek," kata kepala analis pasar di Exinity,
Han Tan.
Daya tarik emas pada minggu ini terpukul oleh
langkah-langkah pengetatan agresif dari the Fed dan juga bank sentral lain di
seluruh dunia. Kenaikan suku bunga ini untuk mengekang inflasi.
The Federal Reserve AS menaikkan suku bunga
terbesar sejak 1994 atau sepanjang 30 tahun yaitu mencapai 0,75 persen.
Inflasi dan ketidakpastian ekonomi biasanya
mendukung harga emas, tetapi suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya
peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
"Tekanan kenaikan suku bunga dan dolar AS
telah melebihi permintaan safe-heaven (dari kekhawatiran resesi)," kata
analis Bank of China International Xiao Fu.
Pergerakan emas memang selama ini selalu
berhubungan dengan dolar AS dan imbal hasil obligasi. Menurut analis ini telah
terjadi meskipun latar belakang kondusif dari ketidakpastian ekonomi global dan
penguncian China.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best
profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt
bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best
profit futures
Tidak ada komentar:
Posting Komentar