PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Harga emas naik tipis
pada hari Selasa karena dolar yang lebih lemah melawan beberapa tekanan dari
data manufaktur AS yang lebih baik dari perkiraan. Yang menarik logam turun
dari level tertinggi dua minggu.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (2/9/2020), harga emas di pasar spot
naik 0,1 persen menjadi USD 1.971,61 per ounce, setelah sebelumnya mencapai
level tertinggi sejak 19 Agustus di USD 1.991,91. Emas berjangka AS ditutup
sedikit lebih tinggi pada USD 1.978,90 per ounce.
“Alasan utama (kenaikan emas) saat ini adalah melemahnya dolar. Tapi,
angka ISM yang lebih baik dari perkiraan membuat emas bersinar pagi ini,” kata
Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Dolar AS bertahan mendekati level terendah lebih dari dua tahun,
membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Data Institute for
Supply Management (ISM) menunjukkan. Aktivitas manufaktur AS dipercepat ke
level tertinggi lebih dari 1-1 / 2 tahun pada bulan Agustus.
″(Data yang lebih baik) tidak serta merta mengubah gambaran untuk
Federal Reserve AS. Trennya (harga emas) masih lebih tinggi,” tambah Haberkorn.
Bank sentral AS minggu lalu mengumumkan kebijakan target inflasi rata-rata,
yang akan memungkinkan suku bunga tetap rendah bahkan jika inflasi sedikit naik
di masa depan.
Harga emas harus didukung dalam lingkungan ekspektasi inflasi kuat,
yang menurunkan nilai riil, dan dolar AS yang melemah, kata Daniel Ghali, ahli
strategi komoditas di TD Securities. Emas dipandang sebagai lindung nilai
terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Sementara suku bunga yang lebih
rendah mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal
hasil.
Harga Emas Diperkirakan Kembali Tembus USD 2.000 per Ounce pada Pekan
Ini
Setelah selama dua pekan terus konsolidasi di bawah USD 2.000 per
ounce, harga emas diperkirakan akan mulai merangkak naik dan menembus kembali
level psikologis di pekan ini.
Mengutip Kitco, Senin (31/8/2020), harga emas kembali melonjak jelang
akhir pekan atau pada Jumat lalu. Aksi jual di pasar modal dan juga dolar AS
menjadi tenaga penopang kenaikan harga emas.
“Secara teknis, grafik mingguan harga emas terlihat bearish tetapi
saya tidak akan menjual emas pada saat ini,” kata Presiden Darin Newsom
Analysis, Darin Newsom.
“Emas dan perak adalah satu-satunya instrumen lindung nilai yang
diinginkan investor dengan semua ketidakpastian di seluruh dunia. Anda tidak
bisa membantah sentimen itu." tambah dia.
Dari hasil jajak pendapat, para analis di Wall Street mayoritas
menyerukan harga emas akan melambung. Dari 15 analis Wall Street yang mengambil
bagian dalam jajak pendapat minggu, 12 analis atau 80 persen menyerukan harga
emas naik.
Sedangkan tiga analis atau 20 persen menyatakan harga emas stabil.
Selain itu tidak ada satu suara pun yang menyatakan harga emas akan turun. Kepala
Perdagangan MKS (Switzerland) SA,Afshin Nabavi mengatakan, harga emas berhasil
menahan support kritis jangka pendek di atas USD 1.900 per ounce.
Ia melanjutkan, dengan dolar AS tidak dapat menembus di atas titik
resistensi penting, sepertinya harga emas bisa bergerak lebih tinggi dan
terdorong ke USD 2.000 per ounce.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar