PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Kebangkitan momentum
bullish dalam dolar AS merupakan konsekuensi paling signifikan untuk harga emas
pekan ini. Prospek jangka pendek datang saat pasar emas bersiap untuk
mengakhiri perdagangan minggu lalu dalam kisaran hampir USD 80.
Harga emas memulai pekan lalu dengan menguji resistensi di USD 2.000
per ounce. Namun, semua kebaikan itu terhapus oleh dolar AS yang terpental ke
level terendahnya. Melansir dari laman Kitco.com, Senin (7/9/2020), beberapa
analis mengatakan, investor memiliki harapan harga emas dapat berada di antara
USD 1.920 dan resistensi di USD 2.000 per ounce.
Hal ini dikarenakan bertepatan dengan momentum Hari Buruh pada Senin
ini. Harga emas mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan kerugian hampir 2
persen. Dimana harga emas berjangka Desember terakhir diperdagangkan pada USD
1.935,20 per ounce. Harga emas mengalami sedikit tekanan jual pada hari Jumat.
Hal ini setelah pasar Tenaga Kerja AS mengatakan hampir 1,4 juta
pekerjaan dibuka pada bulan Agustus. Di saat yang sama, tingkat pengangguran
turun menjadi 8,4 persen. Sementara upah meningkat 0,4 persen. Bagi beberapa
analis, menguatnya dolar AS baru-baru ini bukanlah kejutan yang signifikan.
"Sekarang ini saatnya dolar bergerak," kata presiden Blue Line
Futures, Bill Baruch.
Sementara itu, kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek
mengatakan, meskipun dolar AS memiliki ruang untuk mendorong kenaikan yang
lebih tinggi, faktor fundamental yang kuat akan terus mendukung harga emas. Meski
begitu, ia mengharapkan harga emas untuk terus memegang support di USD 1.920
per ounce.
“Bisakah harga emas turun di bawah USD 1.900? Itu mungkin saja, tapi
menurut kami harga emas dapat bertahan dan bahkan mulai naik, ”kata Melek.
“Ini saat yang sangat tepat untuk membeli emas. Kami tidak berpikir
langkah-langkah stimulus akan hilang dalam waktu dekat, jadi inflasi akan
mendorong lebih tinggi dan imbal hasil obligasi riil akan turun,” sambung dia.
Kepala strategi mata uang di Forexlive.com, Adam Button mengharapkan
harga emas terus berkonsolidasi karena pasar menunggu informasi lebih lanjut
mengenai langkah-langkah stimulus potensial. Dia menambahkan, bahwa data
ekonomi yang lebih baik dari perkiraan di AS dapat membebani ekspektasi
tersebut.
"Penurunan pengangguran AS membuat kecil kemungkinan Fed akan
memberikan kejutan dovish bulan ini. Itu akan mempertahankan tawaran dalam
dolar AS dan membatasi harga emas,” kata dia.
Ahli strategi pasar senior di DailyFX.com, Chris Vecchio turut
memperkirakan harga emas akan tetap tenang karena pasar menghadapi kelesuan
akhir musim panas. Namun menurutnya, investor perlu tetap fokus pada prospek
jangka panjang.
“Saat ini, kami melihat banyak emas yang bergolak dan itu tidak
mengherankan karena ini adalah pasar yang ramai. Tapi kita sedang memasuki
periode yang biasanya bergejolak untuk pasar keuangan, dan emas berhasil dengan
baik selama periode volatilitas tinggi. Saya mungkin tidak membeli emas
sekarang, tapi saya pasti tidak menjualnya,” jelas dia.
Sementara peningkatan data ekonomi akan memberikan beberapa dukungan
untuk dolar AS, sebagian besar analis memperingatkan investor untuk
memperhatikan faktor eksternal. Terutama pertemuan kebijakan moneter Bank
Sentral Eropa yang akan diadakan pada 10 September.
Pergerakan terbesar dolar AS minggu lalu yang membawa hari terburuk
bagi harga emas, terjadi setelah anggota European Central Bank (ECB) Philip
Lane mengatakan pentingnya level euro terhadap dolar AS.
Ekonom di Nomura mengatakan, mereka tidak mengharapkan ECB untuk
bertindak dulu berdasarkan tekanan inflasi yang terjadi. Namun, jika ECB
melakukannya, itu akan melalui langkah-langkah stimulus dan bukan penurunan
suku bunga. Sebab ECB telah mendorong suku bunga ke wilayah negatif.
"Manfaat penurunan suku bunga 10bp akan membawa inflasi pada
tingkat ini marjinal, meskipun dampaknya menguntungkan pada euro," kata
para ekonom.
“ECB mungkin harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan inflasi.
Mereka pasti punya ruang untuk berbuat lebih banyak, ”kata kepala penelitian
komoditas di Commerzbank, Eugen Weinberg.
Di Kanada, Bank of Canada akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter
mereka pada 9 September. Beberapa ekonom mengatakan bahwa ada kemungkinan yang
berkembang bahwa bank sentral akan mengikuti jejak Federal Reserve dan
mengumumkan pergeseran dalam penargetan inflasi.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar