PT BEST
PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit – Harga emas naik pada hari Selasa,
mengikuti pelemahan dolar AS dan karena investor mencerna komentar dari Ketua
Federal Reserve AS Jerome Powell tentang prospek kebijakan kenaikan suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Rabu (8/2/2023) harga emas
berjangka AS ditutup naik 0,03 persen pada USD 1.885,4. Emas spot turun lebih
rendah 0,06 persen menjadi USD 1.872,65 per ons pada hari Selasa.
Powell mengatakan pada hari Selasa laporan
ketenagakerjaan AS terbaru menunjukkan proses untuk mendapatkan kembali inflasi
di dekat target 2 persen bank sentral akan memakan waktu "cukup
lama", mencatat bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut diperlukan.
Setelah pidato Powell, dolar tergelincir dari level
tertinggi satu bulan, memicu lonjakan harga emas sebanyak 0,8 persen di awal
sesi. Greenback terakhir turun 0,27 persen pada 103,34.
"Kita mungkin naik sedikit lebih tinggi tetapi
pada akhirnya saya pikir kita akan mengalami lebih banyak koreksi dan
(kenaikan) ini hanya jeda," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar
senior di RJO Futures.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari pada hari
Selasa mengatakan bank sentral AS mungkin harus menaikkan suku bunga setidaknya
5,4 persen untuk menjinakkan inflasi yang tinggi.
Dengan pejabat Fed John Williams, Michael Barr dan
Christopher Waller akan berbicara selama seminggu, "(mereka) akan
berbicara tentang harus terus melawan inflasi, yang akan memperkuat imbal
hasil," tambah Pavilonis.
Emas sensitif terhadap suku bunga tinggi, yang
mengangkat biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Prediksi Harga Emas Dunia, Siap-Siap Anjlok?
Harga emas anjlok pada perdagangan Jumat pekan
lalu. Harga emas turun USD 50 menyusul laporan ketenagakerjaan yang mengejutkan
dari Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Kitco, Senin (6/2/2023) AS menambahkan
517.000 pekerjaan pada bulan Januari yang membuat tingkat pengangguran turun menjadi
3,4 persen. Ini menjadi level terendah sejak 1969.
Sementara itu, data terbaru dari Institute of
Supply Management (ISM) menyebut sektor jasa AS naik menjadi 55,2 persen
setelah kontraksi pada Desember 2022 lalu.
"Data hari ini membuat kesal Federal Reserve
(Bank Sental AS, The Fed), yang cukup percaya diri tentang tren inflasi. Sektor
jasa ini masih terlalu kuat. Dan itu akan membuat tekanan upah tetap
tinggi," kata Analis Pasar Senior OANDA Edward Moya.
Setelah menaikkan suku bunga dengan kecepatan lebih
lambat 25 basis poin pada hari Rabu, Ketua Fed Jerome Powell berbicara tentang
kemajuan disinflasi.
"Sungguh menggembirakan melihat proses
disinflasi sekarang sedang berlangsung," katanya.
"Kami sekarang dapat mengatakan, untuk pertama
kalinya, bahwa proses disinflasi telah dimulai. Dan sejauh ini kami melihatnya
dalam harga barang."
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best
profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt
bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best
profit futures
PT
BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar