Menurut data Badan Koordinasi Kemanusiaan PBB, dikutip Al-Arabiya, Selasa 29 Juli 2014, 200 di antara korban tewas adalah anak-anak sejak penyerangan ke Gaza dimulai 8 Juli lalu. Dalam penyerangan di hari Idul Fitri, setidaknya 100 orang tewas, termasuk 10 anak-anak dan enam wanita.
Menurut data Israel yang dikutip CNN, 300 dari korban tewas adalah militan di Gaza, sisanya warga sipil yang tidak berdosa. Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, ada 9.000 militan Hamas di kota itu. Sementara itu Israel telah menyiagakan 176.000 militer aktif mereka untuk menghadapi pejuang Hamas. Dari kubu Israel, 53 tentara dan tiga warga sipil tewas.
Menurut tim medis, serangan Zionis ke Gaza semakin gencar setelah tewasnya 10 tentara Israel pada pertempuran di perbatasan Senin lalu. Tangki berisi tiga juta kubik bahan bakar untuk pembangkit listrik diesel Gaza hancur diroket Israel. Akibat hal ini, Gaza diprediksi akan kekurangan listrik selama setahun.
Rumah mantan perdana menteri Palestina dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh juga menjadi sasaran serangan Israel. Rumah Haniyeh hancur, namun tidak ada korban tewas. Selain itu, lembaga penyiaran Al-Aqsa TV dan Al-Aqsa Radio juga dihantam serangan. Layanan televisi masih beroperasi, namun radio mati.
Selasa kemarin, delegasi dari Palestina telah berangkat ke Kairo, Mesir, untuk membicarakan rencana gencatan senjata. Delegasi kali ini juga terdiri dari perwakilan Hamas, Islamic Jihad dan Fatah. Upaya gencatan senjata sebelumnya batal setelah kedua kubu kembali baku tembak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan mereka siap untuk pertempuran jangka panjang. Menurut dia, mereka akan melakukan apapun sampai rakyat Israel merasa aman dari Hamas.
"Target ini bisa dicapai secara diplomatis atau militer, atau kombinasi keduanya. Tapi kami akan tetap melanjutkan serangan sampai target itu tercapai," kata Netanyahu.
Pihak Hamas juga mengaku tidak gentar atas ancaman Israel. "Jika musuh tidak cukup dengan serangan kami, maka tentara-tentara kami punya banyak kejutan bagi para pemimpin dan pasukan khusus mereka," kata Hamas dalam sebuah posting online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar