PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Setelah selama dua
pekan terus konsolidasi di bawah USD 2.000 per ounce, harga emas diperkirakan
akan mulai merangkak naik dan menembus kembali level psikologis di pekan ini.
Mengutip Kitco, Senin (31/8/2020), harga emas kembali melonjak jelang
akhir pekan atau pada Jumat lalu. Aksi jual di pasar modal dan juga dolar AS
menjadi tenaga penopang kenaikan harga emas.
“Secara teknis, grafik mingguan harga emas terlihat bearish tetapi saya
tidak akan menjual emas pada saat ini,” kata Presiden Darin Newsom Analysis,
Darin Newsom.
“Emas dan perak adalah satu-satunya instrumen lindung nilai yang
diinginkan investor dengan semua ketidakpastian di seluruh dunia. Anda tidak
bisa membantah sentimen itu." tambah dia.
Dari hasil jajak pendapat, para analis di Wall Street mayoritas
menyerukan harga emas akan melambung. Dari 15 analis Wall Street yang mengambil
bagian dalam jajak pendapat minggu, 12 analis atau 80 persen menyerukan harga
emas naik. Sedangkan tiga analis atau 20 persen menyatakan harga emas stabil.
Selain itu tidak ada satu suara pun yang menyatakan harga emas akan turun.
Kepala Perdagangan MKS (Switzerland) SA,Afshin Nabavi mengatakan,
harga emas berhasil menahan support kritis jangka pendek di atas USD 1.900 per
ounce. Ia melanjutkan, dengan dolar AS tidak dapat menembus di atas titik
resistensi penting, sepertinya harga emas bisa bergerak lebih tinggi dan
terdorong ke USD 2.000 per ounce.
Perdagangan Sebelumnya
Harga emas melonjak pada hari Jumat, sehari setelah aksi jual tajam,
karena dolar AS melemah dan Federal Reserve AS mengisyaratkan strategi suku
bunga rendah yang berkepanjangan.
Harga emas di pasar spot naik 1,9 persen menjadi USD 1,964,62 per
ounce, mengambil keuntungan minggu ini menjadi lebih dari 1 persen. Harga turun
sebanyak 2,2 persen pada hari Kamis setelah imbal hasil Treasury AS naik
setelah pidato Ketua Fed Jerome Powell.
"Aksi jual yang cukup besar dalam greenback telah menopang
emas," kata David Madden, analis pasar di CMC Markets Inggris seperti
dikutip dari CNBC, Sabtu (29/8/2020).
"The Fed mengatakan dapat membiarkan inflasi berjalan di atas
target 2 persen untuk beberapa waktu. Tampaknya mereka akan menjaga kebijakan
moneter mereka sangat longgar, yang akan membantu emas," tambahnya.
Dolar jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu, membuat emas
lebih murah bagi pemegang mata uang lain, dan berada di jalur untuk membukukan
persentase penurunan mingguan terbesar sejak akhir Juli.
Powell mengatakan pada hari Kamis bank sentral akan mengadopsi target
inflasi rata-rata, yang berarti suku bunga cenderung tetap rendah bahkan jika
inflasi naik sedikit di masa depan.
Di sisi lain, bank sentral global dan pemerintah telah memompa
stimulus besar-besaran ke pasar untuk menopang ekonomi yang rusak akibat virus
corona, membantu emas memperoleh lebih dari 28 persen tahun ini.
"Pergeseran kebijakan Fed kemungkinan besar akan menyalakan
kembali 'perdagangan inflasi', yang secara historis bullish untuk aset keras
(seperti emas)," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah
catatan. Suku bunga rendah cenderung mendukung emas, yang juga merupakan
lindung nilai terhadap inflasi dan depresiasi mata uang.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar